Mengenal Kuda Renggong, Pertunjukan Khas Jawa Barat yang Identik dengan Acara Khitanan

Pikiran Rakyat   Kamis, 12 Mei 2022

img

Mengenal kuda renggong, pertunjukan khas jawa barat yang identik dengan acara khitanan pikiran rakyat - kuda renggong merupakan pertunjukan kesenian khas jawa barat yang identik dengan acara khitanan atau sunatan untuk anak laki-laki. Kuda renggong ini merupakan kesenian yang berasal dari dusun cikurubuk, kecamatan buahdua, kabupaten sumedang , jawa barat. Kata 'renggong' berasal dari kamonesan atau keterampilan. Oleh karena itu, pertunjukan ini memamerkan kelihaian kuda dalam menari sesuai irama musik.

Diketahui, kuda renggong diciptakan oleh seorang anak laki-laki bernama sipan. Dia merupakan warga asli sumedang. Saat pangeran aria berkeliling kota dengan menaiki kudanya, ia melihat sipan yang melatih kudanya untuk menari dengan suling. Melihat kuda yang menari dengan gemulai, sembari melenggak-lenggokan kepalanya dan menggerakkan kakinya, sipan pun diminta untuk bekerja di kerajaan.

Sipan akhirnya mulai melatih kuda-kuda di istana untuk piawai menari. Sejak saat itulah tradisi kuda renggong muncul, hingga kini terus berkembang pesat. Dari gerakan dasar itulah, sipan yang memasuki usia 40 tahun mulai melatih kuda untuk menari. Pada awalnya, kesenian kuda renggong hanya dipentaskan di desa-desa, dan dihelat dengan sangat sederhana.

Bahkan kuda-kudanya pun hanya dihias dengan kain samping. Namun seiring perkembangan jaman, kesenian kuda renggong terus berkembang di sumedang. Bahkan kerap ditampilkan sebagai bagian memeriahkan acara besar ataupun festival tahunan. Pada saat acara-acara yang lebih besar, seperti festival, musik pengiring kuda renggong bisa juga dilengkapi dengan alat-alat musik modern seperti bass, gitar elektrik, terompet, simbal, drum, tam tam, keyboard organ, trombon, dan piston.

Lagu-lagu yang dipadukan dengan alat musiknya pun beragam. Mulai dari lagu kembang beureum, kembang gadung, keleked, ole-ole bandung, dan mojang geulis. Lagu-lagu tersebut dipilih karena alunan nadanya yang dinilai penuh semangat, sehingga bisa membuat kuda dan para pengiring kuda tak bisa berhenti menari. Sedangkan kostum kuda utama biasanya seragam dengan warna motif pakaian pengantin sunat, dilengkapi mahkota dan umbul-umbul berwarna mencolok sebagai pembeda dengan kuda pendamping.

Setelah selesai berkeliling desa, rombongan dalam pertunjukan kuda renggong kembali ke rumah tuan hajat, dengan diiringi lagu pileuleuyan (perpisahan). Kemudian dilanjutkan dengan saweran (menabur uang logam dan beras). Bentuk kuda yang tegap, gagah, dan kuat inilah yang selalu diingat dalam sanubarinya, untuk tetap semangat dalam menjalani kehidupan. Selain itu, kostum tokoh gatot kaca diharapkan bisa menjadi karakter yang mengakar pada hatinya.

Artinya kuda tidak hanya dipandang sebagai binatang peliharaan saja, melainkan perlu diperlakukan dengan baik selayaknya mahkluk hidup lainnya. Pemilik kuda harus mempunyai kesediaan untuk merawat dan memanjakannya, baik dari segi pemilihan makanan, perawatan, pakaian, dan lainnya. Kendati demikian, atraksi tersebut merupakan sajian yang langka, karena tidak semua kuda renggong bisa melakukannya. 4.

Makna universal dengan bentuk yang gagah, tegap, dan kuat, kuda menjadi simbol yang mewakili bagian manusia. Adapun sejumlah simbol yang melekat pada kuda di antaranya kepahlawanan, kewibawaan, kekuatan, hingga kejantanan. Makna-makna tersebut bisa terlihat dari kuda, kostum, hingga gerak-gerik dalam tarian yang ditampilkan. Pada jaman modern seperti saat ini, kuda renggong sebenarnya sangat melekat dengan kehidupan manusia.


Baca Juga

0  Komentar