Obligasi Sektor Perbankan Sepi Banget, Ternyata Ini Pemicunya

Cnbcindonesia-market   Kamis, 8 Juli 2021

img

Obligasi sektor perbankan sepi banget, ternyata ini pemicunya jakarta, cnbc indonesia - penerbitan obligasi atau surat utang dari sektor perbankan tanah air diprediksi masih akan sepi lantaran saat ini likuiditas perbankan nasional masih tercukupi sehingga bank-bank menahan diri menerbitkan surat utang korporasi. Berdasarkan data pt pemeringkat efek indonesia (pefindo), sampai dengan periode semester pertama tahun ini ini, penerbitan surat utang korporasi di sektor perbankan baru mencapai rp 2,57 triliun, berada di bawah sektor konstruksi, telekomunikasi dan pembiayaan khusus. Padahal, sektor keuangan seperti perbankan dan multifinance biasanya selalu mendominasi penerbitan surat utang korporasi setiap tahunnya. Direktur utama pefindo salyadi saputra menjelaskan, sektor perbankan mengalami penurunan yang sangat signifikan karena dari sisi permintaan kredit baru masih terkoreksi imbas pandemi covid-19.

Ditambah lagi, kecukupan likuiditas bank masih sangat cukup dari penghimpunan dana pihak ketiga (dpk), sehingga bank masih minim menerbitkan surat utang untuk kebutuhan likuiditas. "karena memang likuiditas di perbankan sangat banyak bahkan beberapa bank overload likuiditas, collection dalam bentuk dpk itu cukup besar, tapi dari sisi kredit yang mereka salurkan terjadi penurunan. Likuiditas mereka banyak sekali, tidak ada kebutuhan surat utang perbankan untuk likuiditas," ungkap salyadi, dalam paparannya, kamis (8/7/2021). Sebagai gambaran, pada tahun 2019, penerbitan surat utang korporasi di sektor perbankan mencapai rp 24,28 triliun.

Namun, di masa pandemi, pada tahun 2020 turun menjadi hanya rp 7,88 triliun. Situasi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada semester kedua tahun ini. "melihat trennya hampir sama, tidak bisa ekspektasi banyak penerbitan di semester kedua, prosi perbankan ini akan kecil," kata salyadi. Pefindo memproyeksikan, sampai dengan akhir tahun ini, penerbitan surat utang korporasi akan mencapai rp 122 sampai dengan rp 159 triliun.

Hal ini seiring dengan jumlah surat utang yang akan jatuh tempo di tahun 2021 yang mencapai rp 125,4 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari realisasi penerbitan surat utang sepanjang tahun 2020 sebesar rp 96,60 triliun. Sementara itu, sampai dengan posisi semester i-2021, penerbitan surat utang korporasi sudah mencapai rp 43,36 triliun dengan nilai penerbitan terbesar dari sektor multifinance rp 8,58 triliun, lembaga pembiayaan khusus rp 7,11 triliun, telekomunikasi rp 4,96 triliun dan sektor konstruksi rp 3 triliun. .


Baca Juga

0  Komentar