Indonesia Segera Capai Zero Emission

Beritasatu-ekonomi   Senin, 3 Mei 2021

img

Indonesia segera capai zero emission jakarta, beritasatu.com - pemerintah republik indonesia melalui kementerian koordinator bidang kemaritiman dan investasi (kemko marves) bersama k/l lain terus berupaya agar indonesia dapat mempercepat target net zero emission atau nol emisi karbon, salah satunya dilakukan melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan (ebt). Untuk itu, dukungan dari sektor swasta memegang peranan penting dalam mewujudkan percepatan target tersebut. Pada 22 april 2021, pemerintah yang diwakili kemko marves, kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat (kempupera), kementerian esdm, kementerian atr/bpn, kementerian lhk, bersama pemprov kalimantan utara dan pemprov papua melakukan joint statement of intent dengan dua perusahaan swasta, yakni pt adaro energy tbk dan fortescue future industries pty ltd (ffi) sebagai investor dari australia. “kami percaya bahwa dengan dukungan sektor swasta yang kuat, seperti dari adaro sebagai eksportir batu bara terbesar di indonesia dan fortescue sebagai investor energi terbarukan terbesar, ekonomi berbasis energi terbarukan tanpa emisi dapat mendukung indonesia mencapai target net zero emission lebih cepat,” terang juru bicara menko marves, jodi mahardi di jakarta, senin (3/5/2021).

Pemerintah republik indonesia menyambut baik sejumlah negara yang telah menyatakan komitmen terhadap emisi nol bersih pada tahun 2050 mendatang. Pemerintah mewanti-wanti bahwa pemenuhan tujuan tersebut harus dilakukan melalui pengurangan emisi yang cepat pada tahun 2030. Pergerakan seluruh dunia menuju emisi nol bersih dibuktikan dengan komitmen jepang untuk menurunkan emisi tahun 2005 sebesar 46%, amerika serikat sebesar 50% dan uni eropa sebesar 55%, semuanya pada tahun 2030. "kami yang bertanda tangan di bawah ini percaya bahwa sumber daya energi terbarukan indonesia dapat secara ekonomis memasok kebutuhan energi dan industri bangsa kita, mulai saat ini, dengan pengembangan yang cepat serta dalam skala yang memadai untuk memenuhi kebutuhan energi yang berlimpah, murah, dan tidak berpolusi," demikian pernyataan bersama tersebut, senin (3/5/2021).

Penandatanganan nota tersebut ditargetkan sebagai upaya jangka panjang terhadap sektor bisnis dan pemerintahan serta stakeholder terkait agar dapat menjaga izin beroperasi dalam masyarakat. Indonesia telah menetapkan target karbon netral atau emisi nol pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan tergantung pada dukungan finansial serta transfer teknologi dari dunia internasional. "kami meyakini dengan dukungan yang kuat dari kalangan usaha, seperti eksportir terbesar batu bara indonesia dan investor terbesar energi terbarukan, ekonomi kami yang masih bergantung kepada tenaga bahan bakar fosil dapat diubah sepenuhnya menjadi energi terbarukan dengan emisi nol, seperti hidrogen hijau serta dukungan dari indonesia untuk mencapai target terebut dalam waktu dua dekade," menurut pernyataan tersebut. Seperti diketahui bersama, pada 4 september 2020, menko marves luhut binsar pandjaitan melakukan akta perjanjian kerja sama dengan fortescue future industries pty ltd (ffi) yang merupakan anak perusahaan fortescue metals group ltd (fortescue) di bidang pengembangan industri energi hijau.

Menko luhut mengatakan perjanjian ini merupakan kesepakatan awal untuk mengembangkan kekuatan energi terbarukan indonesia dan untuk mendorong industri hijau. Pemerintah republik indonesia percaya bahwa sumber daya energi terbarukan indonesia dapat secara ekonomis memasok kebutuhan energi dan industri di indonesia, mulai saat ini, asalkan dikembangkan dengan cepat dan dalam skala yang memadai untuk memenuhi kebutuhan energi yang berlimpah, murah, dan tidak mengandung polusi. Hingga saat ini, beberapa negara di dunia terus melakukan gerakan secara proaktif untuk menuju emisi nol bersih. Hal ini dibuktikan dengan komitmen beberapa negara besar seperti jepang untuk menurunkan emisi sebesar 46%, amerika serikat sebesar 50% dan uni eropa sebesar 55%, semuanya pada tahun 2030.


Baca Juga

0  Komentar