Ironis! Tanah Abang Ramai, Emiten Tekstil RI Berdarah-darah

Cnbcindonesia-market   Kamis, 6 Mei 2021

img

Ironis! tanah abang ramai, emiten tekstil ri berdarah-darah jakarta, cnbc indonesia - di balik ramainya pasar tanah abang pada akhir pekan lalu oleh para pengunjung yang ingin berbelanja kain dan pakaian, terdapat tumpukan kain-kain dan produk tekstil impor yang berasal dari berbagai negara seperti china dan italia. Sudah sejak lama pelaku industri tekstil mengeluhkan membeludaknya pasokan impor tekstil ke pasar tanah air. Apalagi, hal tersebut terjadi di tengah pandemi covid-19 yang membuat industri tekstil babak belur hingga pertumbuhannya minus pada tahun lalu. Menurut data badan pusat statistik (bps), dari nilai impor sepuluh golongan barang nonmigas, barang tekstil jadi lainnya mencatatkan nilai cif (cost, insurance, and freight) us$ 20,2 juta pada maret 2021, naik 120,48% secara tahunan (year on year/yoy).

Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), pertumbuhan impor barang tekstil jadi lainnya negatif 42,60%. Adapun sepanjang kuartal i 2021, impor barang tekstil jadi lainnya naik 189,36% secara kuartalan menjadi us$ 90,9 juta. Apabila menilik data kementerian perdagangan di atas, dalam kurun 2016-2020 impor serat tekstil dan benang kertas mencatatkan kenaikan 18,91%. Impor pakaian jadi bukan rajutan juga naik 10,06% dalam 5 tahun terakhir.

Hanya kain tenunan khusus yang mencatatkan pertumbuhan negatif (4,10%) sejak 2016 sampai akhir tahun lalu. Sekitar dua bulan lalu (2/3/2021), dalam program squawk box cnbc indonesia tv, sekjen asosiasi pertekstilan indonesia api), rizal tanzil rakhman menyebutkan, industri tekstil dan produk tekstil (tpt) sektor kain/garmen saat ini tengah menghadapi gempuran impor kain yang mencapai 46%. Mengenai hal tersebut, api mengharapkan adanya perlindungan (safeguard) dari sisi bahan baku dan juga garmen yang diharapkan bisa mendorong persaingan harga yang sehat antara produk impor dan lokal. Adapun pada 17 februari 2021, pemerintah telah resmi memberikan safeguard atau tarif impor tambahan pada produk impor karpet dan tekstil penutup lantai lainnya untuk beberapa negara, termasuk china.

Sebenarnya, para pengusaha tekstil di hulu merasakan ada lonjakan impor tekstil bahkan garmen sejak tahun lalu, kala pagebluk covid-19 muncul. Ada faktor china yang ingin mencari pasar dan celah dari penerapan penambahan tarif impor atau safeguard tekstil dan produk tekstil. Sekretaris jenderal asosiasi produsen serat dan benang filamen indonesia (apsyfi) redma gita wiraswasta mengungkapkan ada perbedaan modus impor tekstil dari sebelum dan setelah memasuki masa pandemi covid-19 ke indonesia. Proses impor dilakukan oleh trader dalam memasukkan barang tekstil ke pasar dalam negeri, sebagian besar barang yang masuk berasal dari china.

"sistem dulu kan masif. Per hari pasti ada, sekarang dengan kondisi ini, dia lihat market, karena market kita belum pulih jadi menurun," kata redma kepada cnbc indonesia , senin (20/7/2020). Emiten tekstil malah babak belur emiten industri tekstil menghadapi tantangan berat di masa pandemi covid-19. Selain kondisi likuiditas yang ketat, mereka juga dihadapkan pada beban bunga pinjaman yang tinggi.

Hal ini misalnya terjadi emiten yang belakangan ini menjadi sorotan, pt sri rejeki isman tbk (sril) atau sritex. Selain itu, emiten tekstil dan garmen lainnya yakni pt pan brothers tbk (pbrx) juga menghadapi kondisi likuiditas keuangan yang ketat lantaran perbankan mengurangi porsi pendanaan saat pandemi terjadi. Terbaru, rabu (5/5) kemarin, para buruh pan brothers melakukan aksi demonstrasi akibat tidak setuju dengan sistem pembayaran tunjangan hari raya (thr) yang dicicil. Untuk srirex, lembaga pemeringkat global, fitch ratings, sudah menurunkan peringkat jangka panjang issuer default rating (idr) sritex menjadi rd (restricted default) dari sebelumnya c.

Rating restricted default ini adalah peringkat utang yang satu tingkat di atas default, alias nyaris masuk d, default. Pada saat yang sama, fitch ratings indonesia menurunkan peringkat nasional jangka panjang sritex menjadi rd (idn) dari sebelumnya c (idn). Fitch juga menegaskan kembali peringkat utang dolar as sritex yang belum jatuh tempo di posisi 'c' dengan recovery rating 'rr4' lantaran tidak dapat memenuhi pembayaran bunga jatuh tempo sekitar us$ 850.000 atau setara dengan rp 11,9 miliar (kurs us$ 1 = rp 14.000) atas pinjaman sindikasi senilai us$350 juta atau rp 4,9 triliun, yang jatuh tempo 23 april 2021. Sementara itu, bank tidak melakukan rollover (memperpanjang jatuh tempo) pinjaman revolver yang jatuh tempo pada hari yang sama.

Pendapatan sritex sepanjang 2020 sebenarnya meningkat, yakni sebesar 8,25% menjadi us$ 1,28 miliar atau setara dengan rp 17,95 triliun (asumsi kurs us$ 1 = rp 14.000) secara tahunan (year on year/yoy). Namun, laba bersih sril turun sebesar 2,65%. Laba bersih yang tercatat dalam laporan keuangan 2020 sebesar rp us$ 85,32 juta (rp 1,19 triliun) dari sebelumnya us$ 87,65 juta di akhir 2019. Di pos liabilitas, terjadi kenaikan sepanjang tahun lalu menjadi us$ 1,17 miliar dari sebelumnya us$ 966,58 juta.

Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar us$ 398,34 juta dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka us$ 781,22 juta. Sepanjang tahun lalu, arus kas operasi minus us$ 59,24 juta atau rp 829,37 miliar, dari arus kas positif us$ 1,3 juta pada tahun sebelumnya. Secara total, utang jangka pendek sritex mencapai us$ 277,51 juta per akhir 2020, naik dari us$ 67,5 juta per akhir desember 2019. Adapun total utang sritex pada 2020 sebesar us$ 1,18 miliar, naik dari us$ 966,58 juta pada tahun sebelumnya.

Kinerja pan brothers sebenarnya masih menunjukkan kenaikan pada 9 bulan pertama tahun lalu. Namun, seiring dengan itu, arus kas operasi perusahaan malah negatif. Sepanjang kuartal iii tahun lalu pbrx berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan 6,49% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Di kuartal iii 2020, pendapatan pbrx senilai us$ 523,78 juta atau setara dengan rp 7,59 triliun (kurs rata-rata 14.500) naik dari periode yang sama tahun 2019 di angka us$ 491,86 juta atau setara rp 7,13 triliun.

Pada kuartal tersebut, laba bersih pbrx juga naik 32,52% menjadi us$ 20,58 juta atau setara rp 298,41 miliar naik dari periode sama tahun 2019 yang berada di posisi rp 15,53 juta atau setara rp 225,18 miliar. Hingga akhir september 2020 aset perusahaan tercatat us$ 646,27 juta atau setara rp 9,37 triliun dengan aset lancar sejumlah us$ 526,36 (rp 7,63 triliun) dengan kas atau setara kas berjumlah us$ 51,56 juta atau setara dengan rp 74,76 miliar. Namun, di tengah naiknya laba bersih perusahaan, arus kas operasi pbrx dalam dua tahun terakhir terus negatif. Per akhir 2019, arus kas pbrx minus us$ 7,66 juta atau rp 107,24 miliar, sementara pada tahun lalu arus kas perusahaan minus us$ 25,90 juta atau rp 362,61 miliar.


Baca Juga

0  Komentar