Kinerja Bekasi Fajar bakal Berbalik Jadi Positif

Investor   Sabtu, 17 April 2021

img

Kinerja bekasi fajar bakal berbalik jadi positif jakarta, investor.id - pemulihan ekonomi yang berdampak pada peningkatan permintaan lahan industri akan menopang kinerja keuangan pt bekasi fajar industrial estate tbk (best) tahun ini. Penjualan lahan industri perseroan ditargetkan mencapai 12 hektare (ha). Analis bri danareksa sekuritas victor stefano mengungkapkan, kinerja keuangan bekasi fajar bakal berbalik menjadi positif tahun ini dibandingkan tahun lalu yang menurun, bahkan mencatatkan rugi bersih rp 115 miliar. “kami meyakini tahun ini akan menjadi masa pemulihan bagi perseroan.

Pemulihan tersebut diperkirakan berjalan sesuai harapan,” tulis dia dalam risetnya. Victor memprediksi marketing sales lahan industri bekasi fajar tahun ini mencapai 12 ha atau senilai rp 350 miliar. Penjualan lahan itu didukung oleh pelonggaran kebijakan pembatasan sosial dan mulai pulihnya perekonomian. Sebab itu, bri danareksa sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham best dengan target harga rp 230.

Target harga tersebut mempertimbangkan valuasi saham yang masih atraktif saat ini dan pulihnya perekonomian nasional pada semester ii-2021. Target harga tersebut juga mempertimbangkan ratarata nilai aset bersih (nav) perseroan dalam lima tahun terakhir adapun laba bersih bekasi fajar tahun ini diperkirakan mencapai rp 181 miliar dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencatat rugi bersih rp 115 miliar. Pendapatan perseroan juga diharapkan melonjak dari rp 242 miliar menjadi rp 721 miliar. Sementara itu, realisasi kinerja keuangan bekasi fajar tahun lalu tak sesuai harapan.

Pencapaian tersebut juga di bawah konsensus analis. Perolehan itu dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi akibat pandemi covid-19. Tahun lalu, pengelola kawasan industri mm2100 ini membukukan rugi bersih hingga rp 115 miliar, anjlok dari raihan tahun 2019 dengan keuntungan bersih rp 380 miliar. Hal ini dipicu oleh penurunan signifikan pendapatan dari rp 951 miliar menjadi rp 242 miliar.

Tidak tercapaianya target kinerja keuangan perseroan dipengaruhi oleh tidak adanya lahan industri yang berhasil dijual perseroan sepanjang 2020. Hal ini kemungkinan dipicu oleh pembatasan sosial dan perlambatan ekonomi akibat pandemi covid-19. Sedangkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing telah menjadi faktor positif bagi perseroan, sehingga mampu mengurangi kerugian bersih sepanjang tahun lalu. Perseroan juga terbantu oleh penurunan beban bunga dari rp 163 miliar pada 2019 menjadi rp 138 miliar pada 2020.


Baca Juga

0  Komentar