Mengetatkan Pembatasan di Luar Jawa dan Bali

Koran Tempo   Rabu, 7 Juli 2021

img

Mengetatkan pembatasan di luar jawa dan bali jakarta – pemerintah mengetatkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( ppkm ) skala mikro di 43 kabupaten dan kota di 20 provinsi di luar jawa dan bali. Pembatasan skala mikro ini berlaku dari 6 juli hingga 20 juli mendatang. Ketua komite penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (kpc-pen), airlangga hartarto, yang berfokus menangani wabah di luar jawa dan bali, mengatakan wilayah ini mengalami kenaikan angka kasus aktif. Menteri koordinator perekonomian tersebut menyatakan keterisian ruang perawatan rumah sakit di sejumlah provinsi di luar jawa dan bali sudah di atas 60 persen.

Angka kasus aktif di provinsi luar jawa dan bali naik sebesar 34,4 persen pada periode 27 juni hingga 5 juli 2021. Dari yang semula berada di angka 50.513 kasus menjadi 67.891 kasus. Selain itu, persentase perubahan di empat provinsi mencapai lebih dari 100 persen, yakni di maluku dengan kenaikan 115,9 persen, maluku utara dengan 160,5 persen, nusa tenggara timur dengan 108 persen, dan papua barat dengan 155,2 persen. Airlangga menuturkan kenaikan ini menjadi perhatian pemerintah.

Karena itu, pemerintah mengetatkan pemberlakuan ppkm skala mikro di 43 kabupaten dan kota. Ia menambahkan, pemerintah juga meminta pemerintah daerah meningkatkan jumlah rumah sakit khusus covid-19 sebesar 40 persen. “sekarang ini di angka 20 persen rata-rata untuk luar jawa,” kata dia, kemarin. Airlangga menyebutkan, para kepala daerah di berbagai tingkat harus menjalankan pembatasan mikro dengan ketat dan berdisiplin.

Ia meminta pemerintah daerah mempersiapkan berbagai infrastruktur untuk pengetatan pembatasan mikro. Misalnya, infrastruktur untuk pengetesan masyarakat. Pada ppkm skala mikro ini, target jumlah minimal testing harian sudah ditetapkan. “sehingga tak ada daerah yang mengurangi jumlah testing untuk menekan positivity rate -nya.

Selain itu, harus dimonitor kontak erat karena varian delta menyebar lebih cepat,” ucap airlangga. Tenaga kesehatan memeriksa suhu tubuh calon penerima vaksin covid-19 di agats, asmat, papua, 1 juli 2021. Antara/puspa perwitasari lima provinsi dengan kasus aktif terbesar di luar jawa-bali per 6 juli 2021 adalah papua dengan 9.316 kasus, kalimantan timur dengan 6.325 kasus, kalimantan tengah dengan 5.640 kasus, kepulauan riau dengan 5.244 kasus, dan sumatera barat dengan 4.156 kasus. “tingkatkan testing dan tracing.

Kami juga meminta penegakan disiplin penggunaan masker karena di beberapa daerah kepatuhannya sudah mulai turun,” ujar airlangga. Kepala badan nasional penanggulangan bencana (bnpb), letnan jenderal ganip warsito, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan agar setiap institusi dan pengelola keramaian wajib mempunyai satgas covid atau tim penegakan protokol kesehatan. Tim ini diminta memberikan laporan secara berkala mengenai jumlah pengunjung dan hal lainnya ke satgas pusat. Ketua satuan tugas penanganan covid-19 ini mengatakan laporan itu disampaikan melalui aplikasi monitoring kepatuhan protokol kesehatan bersatu lawan covid.

“yang dilaporkan, antara lain, kapasitas normal dari institusi atau pusat keramaian yang dikelola, lalu jumlah pengunjung harian sebagai bentuk pelaksanaan pengurangan kapasitas sesuai dengan aturan ppkm mikro,” kata ganip, kemarin. Kepala dinas kesehatan kepulauan riau, muhammad bisri, berujar pihaknya telah menerapkan ppkm, seperti membatasi jam buka warung dan restoran. Selain itu, dia meminta masyarakat untuk tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang penting. Adapun empat kabupaten dan kota di wilayah kepulauan riau masuk dalam 43 kabupaten dan kota yang menerapkan pengetatan pembatasan berskala mikro, yakni kabupaten bintan, kota batam, kota tanjung pinang, dan kabupaten natuna.

Pembeli memilih roti untuk "take-away" saat larangan makan di tempat di morning bakery, batam, kepulauan riau, 1 uli 2021. Antara/teguh prihatna wilayah kepri, kata bisri, mengalami lonjakan angka kasus cukup parah, bahkan dalam sehari angka terkonfirmasi mencapai 600 orang lebih dan menjadi jumlah tertinggi di wilayah ini. Bisri menyebutkan lonjakan ini terjadi kemungkinan lantaran varian alfa. Bisri menyebutkan saat ini hampir semua rumah sakit penuh, seperti di kota tanjung pinang, yang keterisian ruang perawatannya mencapai 90 persen.

“kami memang terbatas, tempat tidur terbatas. Lama-lama pakai tenda. Masyarakat punya andil besar, harus jaga agar rumah sakit tidak penuh,” kata dia saat dihubungi tempo , kemarin. Epidemiolog dari universitas andalas, defriman djafri, mengatakan daerah di luar jawa dan bali memang berpotensi mengalami lonjakan angka kasus.

Ia menyampaikan pola tersebut pada tahun lalu, ketika episentrum berada di jawa-bali, kasus itu kemudian merangkak ke wilayah lain. Bagi defriman, kondisi hari ini merupakan konsekuensi dari gagalnya pembatasan pada masa mudik idul fitri. Defriman mengimbuhkan, pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan pembatasan yang lebih ketat dan sungguh-sungguh. Hal yang dilakukan, antara lain, menerapkan penegakan hukum yang tegas untuk aturan pembatasan tersebut.


Baca Juga

0  Komentar