PPKM Darurat di Yogyakarta: Kunjungan Wisata Nol, Mobilitas Warga Turun

Tempo - Bontang   Kamis, 8 Juli 2021

img

Ppkm darurat di yogyakarta: kunjungan wisata nol, mobilitas warga turun tempo.co, yogyakarta - ratusan destinasi yang terdaftar dalam aplikasi pendata wisatawan visiting jogja milik dinas pariwisata daerah istimewa yogyakarta (diy) mencatatkan kunjungan wisatawan benar-benar nol hari ini, kamis, 8 juli 2021. Tak adanya sama sekali kunjungan wisatawan di 139 destinasi alam yogya yang terdaftar di aplikasi tersebut sebagai dampak penutupan seluruh destinasi sebagai upaya mendukung pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) darurat 3-20 juli 2021. Advertisement di kota yogya, ada dua titik yang ditutup selama 24 jam, salah satunya kawasan malioboro.“komplain masyarakat banyak, karena fokus penyekatan memang membatasi mobiltas penggunaan jalan raya,” kata made.ketua perhimpunan alergi imunologi indonesia iris rengganis mengingatkan masyarakat bisa patuh untuk mengurangi seruan mobilitas saat ini. Sebab, mutasi virus corona varian delta ini dari hasil penelitian benar-benar berbahaya.“hanya butuh waktu 4-10 detik jika ada orang terpapar melintas di depan kita sambil batuk dan kita lupa pakai masker, saat itu juga kita ikut terpapar,” ujar iris dalam diskusi daring yang disiarkan di kanal komite penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (kpcpen).karena itu, kata iris, stay at home atau berdiam di rumah adalah pilihan terbaik.

Sebab, indonesia tidak menerapkan lockdown. "padahal itu sebenarnya langkah paling bagus,” ujarnya.iris mengungkap lebih banyak berdiam di rumah juga akan menolong perbaikan imunitas tubuh atas serangan virus yang kini semakin tak bisa diduga lagi dari mana asalnya itu.sekretaris diy kadarmanta baskara aji mengatakan diy kini berfokus menekan mobilitas minimal 30 persen dalam ppkm darurat ini. Sebab, temuan pemerintah pusat menyebut selama tiga hari kebijakan itu dilaksanakan baru menurunkan mobilitas maksimal 15 persen, itu pun di wilayah kabupaten, bukan perkotaan. “persentase penurunan mobilitas di kota yogyakarta masih terendah, pergerakan masyarakat masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan empat kabupaten lain di diy,” kata aji.


Baca Juga

0  Komentar