Terawan Bantah BPOM Soal Peneliti Vaksin Nusantara Warga AS

Cnbcindonesia-fintech   Senin, 19 April 2021

img

Terawan bantah bpom soal peneliti vaksin nusantara warga as jakarta, cnbc indonesia - mantan menteri kesehatan letnan jenderal tni (purn) dr. Terawan agus putranto buka-bukaan soal vaksin nusantara. Salah satu aspek yang dijelaskan berkaitan dengan tim peneliti. Terawan menjamin tim peneliti secara keseluruhan asli warga negara indonesia (wni).

Klaim itu ia sampaikan sekaligus menepis pernyataan badan pengawas obat dan makanan (bpom) tempo hari yang menyebut tim peneliti didominasi warga negara amerika serikat (as). "bule masuk lihat bagaimana orang indonesia bekerja, ditonton orang bule. Berbeda dengan pendapat orang [bpom], orang bule yang bekerja dan orang indonesia menonton, tidak," kata terawan dalam video yang diunggah melalui kanal youtube rkn media pada jumat (16/4/2021) lalu. Terawan menyampaikan hal itu sembari berbincang dengan pasangan selebritas anang hermansyah dan ashanty yang menjalani pengambilan sampel darah untuk vaksin nusantara di rumah sakit pusat angkatan darat (rspad) gatot soebroto pada hari yang sama.

"di sini semua 100 persen yang bekerja orang indonesia," imbuh terawan. Kepala bpom penny k lukito sebelumnya sempat membeberkan temuan hasil kajian dan inspeksi pada penelitian uji klinis fase i vaksin nusantara. Temuan itu membuat bpom akhirnya urung memberikan izin persetujuan pelaksanaan uji klinik (ppuk) uji klinis fase ii. Bpom menemukan, mulai dari komponen yang digunakan dalam penelitian tidak sesuai pharmaceutical grade, kebanyakan impor, hingga antigen virus yang digunakan bukan berasal dari virus corona di indonesia sehingga tidak sesuai dengan klaim vaksin karya anak bangsa.

Penny lantas menyebut tim peneliti vaksin nusantara didominasi orang asing yang merupakan pihak sponsor yakni aivita biomedical inc dari as. Dia juga mengungkap bahwa tim peneliti universitas diponegoro dan rsup dr. Kariadi semarang tak banyak ikut andil dalam proses uji klinis i vaksin nusantara ini. "memang ada training para dokter di rsup kariadi tersebut, tapi kemudian mereka hanya menonton, tidak melakukan langsung, karena dalam pertanyaan juga mereka tidak menguasai," penny dalam rapat dengar dengan komisi ix dpr ri yang disiarkan secara daring, kamis (8/4/2021).


Baca Juga

0  Komentar