Wajah-wajah Sedih dan Gembira dalam Euro 2020

Kompasiana   Jumat, 2 Juli 2021

img

Wajah-wajah sedih dan gembira dalam euro 2020 sejak pagelaran piala dunia 2014 dan piala eropa 2016, saya tidak punya jagoan sama sekali. Satu alasan, kekuatan sepakbola eropa sudah merata. Pada euro 2020 ini saya juga tidak menjagokan salah satu negara. Hanya berharap ada sebuah tontonan menarik dan penuh kejutan yang menghibur.

Seperti keberhasilan tim dinamit denmark yang menjadi juara pada 1992 dengan penampilan gemilang peter schmeichel, sang kiper legendaris yang juga mengantar manchester united membawa piala champions 1998 dengan menekuk bayern munich 2-1 justru di menit terakhir. Bukan kejutan seperti kemenangan yunani menjadi juara eropa dengan bertahan total untuk mengalahkan portugal pada tahun 2004. Yunani bermain negative football. Euro 2020 sudah berjalan hingga perdelapan final dengan penuh kejutan.

Tersingkirnya belanda, perancis, portugal, dan jerman adalah kejutan luar biasa. Yang terkejut bukan hanya pendukungnya tetapi juga pendukung lawan. Hebatnya tim yang menang dan kalah sama-sama bermain menyerang. Kalau toh ada yang berbeda jauh penguasaan bola lebih disebabkan sedikit beda tingkat atau salah taktis dari pelatih.

Sebagai penonton tanpa menjadi pendukung, sering memberi semangat penyerang untuk menerobos pertahanan lawan dan mencetak gol. Tetapi juga memberi semangat pemain bertahan dan kiper untuk menahan gempuran agar tidak kebobolan. Di sisi lain, juga senang menonton ekspresi kesedihan dan kegembiraan pendukung, pelatih, pemain, dan official. Bukankah ini juga hiburan dalam menonton sepakbola sekalipun hanya lewat smartphone.


Baca Juga

0  Komentar