Awal Mula Nama Petinggi BPK Muncul di Kasus Bansos Covid-19

Tempo   Rabu, 24 Maret 2021

img

Awal mula nama petinggi bpk muncul di kasus bansos covid-19 pejabat pembuat komitmen di kementerian sosial matheus joko santoso (kanan) berjalan menuju mobil tahanan usai diperiksa di gedung kpk, jakarta, ahad, 6 desember 2020. Antara/hafidz mubarak a tempo.co, jakarta - persidangan kasus korupsi bantuan sosial atau bansos covid-19 memunculkan dugaan aliran duit rasuah kepada sejumlah pihak. Salah satunya dugaan aliran uang untuk anggota iii badan pemeriksa keuangan (bpk), achsanul qosasih. Mantan pejabat pembuat komitmen di kementerian sosial matheus joko santoso dalam sidang 8 maret 2021, membenarkan bahwa ada dugaan aliran uang kepada bpk sebanyak rp 1 miliar.

"untuk bpk pak, rp 1 miliar, ada operasional bpk, rp 1 miliar," kata orang kepercayaan mantan menteri sosial juliari batubara itu saat bersaksi di pengadilan tipikor jakarta, senin, 8 maret 2021. "menurut bap saudara, ya betul pak, saat itu perintahnya pak adi. Achsanul qosasih gitu, menyebut nama itu?" tanya jaksa mencecar. "saya kurang tahu, karena waktu itu saya cuma diminta sama pak adi untuk menemui," kata matheus dalam sidang korupsi bansos covid-19 sumber yang mengetahui proses penyidikan kasus ini menyebut matheus sebenarnya mengetahui siapa yang dia temui.

Sumber itu menyebut matheus menemui seseorang bernama yonda pada juni atau juli 2020 di café tuan rumah lantai 1 mall green pramuka pada juni atau juli 2020. Yonda disebut dengan kode medan dan diduga merupakan orang kepercayaan achsanul. Di kafe itu, matheus diduga menyerahkan uang rp 1 miliar dalam bentuk dolar as kepada yonda. Uang tersebut diduga berasal dari fee bansos covid-19 putaran 1.

Dikonfirmasi soal dugaan ini, achsanul enggan berkomentar banyak. “saya belum bisa respon, yang pasti itu tidak benar,” kata dia lewat pesan singkat, 10 maret 2021. Dia mengatakan khawatir komentarnya akan mengganggu proses pemeriksaan bansos covid-19 yang sedang dilakukan bpk. “biar tidak mengganggu pemeriksaan, karena saya khawatir dipolitisasi,” kata dia.


Baca Juga

0  Komentar