Dow Futures Flat Jelang Rilis Kinerja Emiten Unggulan AS

Cnbcindonesia-market   Senin, 26 April 2021

img

Dow futures flat jelang rilis kinerja emiten unggulan as jakarta, cnbc indonesia - kontrak berjangka (futures) indeks bursa amerika serikat (as) cenderung flat pada perdagangan senin (26/4/2021), menyusul antisipasi kinerja emiten kuartal i-2021. Kontrak futures indeks dow jones industrial average dan s&p 500 kompak flat. Kontrak serupa nasdaq tertekan dibandingkan dengan nilai wajarnya setelah saham tesla melemah di sesi pra-pembukaan jelang rilis kinerjanya hari ini. Investor mengantisipasi rapat bank sentral as pekan ini, dimulainya program presiden as joe biden "american families plan" rilis data inflasi dan beberapa rilis kinerja emiten unggulan di as yang jumlahnya mencapai 30% dari konstituen indeks s&p 500.

Dengan dimulainya pembukaan ekonomi global secara bertahap, saham perusahaan seperti boeing, ford dan caterpillar diharapkan mampu menekan beban. Saham apple, microsoft, amazon dan alphabet (induk usaha google) juga akan merilis kinerjanya. Sebanyak 25% perusahaan as di indeks s&p 500 melaporkan kinerja kuartal i-2021, dengan 84% di antaranya melaporkan kinerja positif dengan 77% di antaranya membukukan pendapatan di atas estimasi pasar. Angka 84% tersebut sejauh ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2008, ketika factset pertama kali melakukan penghitungan kinerja keuangan emiten.

Namun demikian, beberapa kalangan menilai bursa saham telah mencetak valuasi yang tinggi sejak awal tahun. Rencana biden menaikkan pajak penghasilan (pph) atas capital gain menjadi 39,6% masih membayangi pergerakan pasar saham di amerika serikat (as), termasuk juga pasar mata uang kripto. Kebijakan pajak tersebut bakal membuat beban potongan pajak yang dinikmati seperlima investor individu terkaya as terpangkas rata-rata hingga 20% lebih. Biden akan mengumumkan detil rencana tersebut dalam rapat dengan kongres pada rabu.

Rencana itu telah menekan bursa saham as dan mata uang kripto pekan lalu. Tekanan terutama terlihat di pasar mata uang digital, setelah nilai pasarnya merosot us$ 200 miliar dalam sepekan atau setara dengan rp 2.900 triliun. Perencana investasi evercore isi dennis debusschere kepada cnbc international menyebutkan bahwa kekhawatiran seputar prospek pertumbuhan ekonomi dan kabar buruk terkait covid-19 dunia mengakhiri reli indeks s&p 500. "pasar tenaga kerja yang membaik secara cepat, yang akan terus berlangsung seiring dengan mulai normalnya ekonomi as, tidak sejalan dengan kekhawatiran seputar pertumbuhan ekonomi sehingga gap keluaran ekonomi akan ditutup dengan cepat, dan menekan inflasi, imbal hasil (yield) obligasi dan harga aset siklikal," tuturnya dalam laporan riset.


Baca Juga

0  Komentar