IFG: Dalam 20 Tahun, Aset Industri Asuransi Akan Naik ke 5 Persen

Kompas- Ekonomi   Senin, 31 Mei 2021

img

Ifg: dalam 20 tahun, aset industri asuransi akan naik ke 5 persen jakarta, kompas.com - indonesia financial group (ifg) sebagai bumn holding perasuransian, penjaminan dan investasi, optimistis industri asuransi masih memiliki prospek yang menjanjikan seiring upaya pemulihan ekonomi nasional dan global di tahun 2021, salah satunya lewat kegiatan vaksinasi covid-19. Komisaris utama ifg fauzi ichsan meyakini, peluang pertumbuhan industri asuransi di indonesia akan semakin besar. "dalam tempo 20 tahun, aset industri asuransi sebagai persentase dari pdb naik dari 2 persen ke kisaran 5 persen. Yang harus diperhatikan adalah jumlah aset di perusahaan bergantung dengan kualitas aset dan besarnya klaim/provisi yang bisa menggerus modal.

Walaupun potensi pertumbuhan industri asuransi besar namun membutuhkan tambahan modal, konsolidasi dan sdm spesialis asuransi," katanya dalam keterangan tertulis, senin (31/5/2021). Saat ini, kata dia, industri asuransi indonesia masih di dominasi oleh asuransi jiwa. Berdasarkan catatan otoritas jasa keuangan atau ojk, industri asuransi jiwa 3 kali lebih besar jika dibandingkan asuransi umum lainnya. Selama tahun 2015-2019 sendiri, penerimaan premi bruto asuransi jiwa rata-rata tumbuh 6,3 persen per tahun, sementara nonjiwa tumbuh 6,1 persen.

Di sisi lain, fauzi menganggap sektor asuransi umum atau nonjiwa masih memiliki prospek untuk bertumbuh namun bergantung pada aktivitas ekonomi masyarakat. Lebih dari 90 persen premi dihasilkan oleh lini bisnis asuransi kendaraan bermotor, kredit bank, properti dan kesehatan/kecelakaan. Terima kasih telah membaca kompas.com.dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.daftarkan email ifg juga merangkum 5 tantangan industri asuransi yang disebabkan oleh pandemi seperti penurunan tajam nilai saham, obligasi dan properti yang dimiliki perusahaan asuransi sehingga menyebabkan mark to market loss, kenaikan klaim asuransi jiwa maupun nonjiwa. Tantangan berikutnya adalah penurunan kebutuhan produk dan penerimaan premi, kebijakan suku bunga rendah yang memperkecil hasil investasi perusahaan asuransi dan turunnya kebutuhan asuransi akibat kebijakan bekerja dari rumah (wfh).


Baca Juga

0  Komentar