Industri Asuransi Masih Memiliki Prospek Menjanjikan

Medcom   Selasa, 1 Juni 2021

img

Industri asuransi masih memiliki prospek menjanjikan jakarta: indonesia financial group (ifg), holding bumn perasuransian, penjaminan dan investasi meyakini industri asuransi masih memiliki prospek yang menjanjikan seiring upaya pemulihan ekonomi nasional dan global di 2021 komisaris utama ifg fauzi ichsan mengatakan industri asuransi merupakan salah satu sektor finansial yang terdampak langsung dengan adanya pandemi covid-19. Adanya pandemi ini memicu resesi ekonomi global di tahun 2020. Berdasarkan data international association of insurance supervisors, nilai aset perusahaan asuransi baik dalam bentuk saham dan obligasi sempat mengalami penurunan dan baru menunjukkan perbaikan kinerja di kuartal iv-2020, terutama sejak ditemukannya vaksin. Walau terdampak langsung oleh pandemi, fauzi optimistis potensi pertumbuhan industri asuransi di indonesia masih besar.

"dalam tempo 20 tahun, aset industri asuransi sebagai persentase dari pdb naik dari dua persen ke kisaran lima persen. Yang harus diperhatikan adalah jumlah aset di perusahaan bergantung dengan kualitas aset dan besarnya klaim/provisi yang bisa menggerus modal. Walaupun potensi pertumbuhan industri asuransi besar namun membutuhkan tambahan modal, konsolidasi dan sdm spesialis asuransi," jelas fauzi dalam keterangan tertulis, selasa, 1 juni 2021. Saat ini industri asuransi indonesia sendiri masih didominasi oleh asuransi jiwa.

Dikutip dari data otoritas jasa keuangan (ojk), industri asuransi jiwa tiga kali lebih besar jika dibandingkan asuransi umum lainnya. Selama 2015-2019 penerimaan premi bruto asuransi jiwa rata-rata tumbuh 6,3 persen per tahun, sementara non-jiwa tumbuh 6,1 persen. Meski demikian, fauzi menganggap sektor asuransi umum atau non jiwa masih memiliki prospek untuk bertumbuh namun bergantung pada aktivitas ekonomi masyarakat. Lebih dari 90 persen premi dihasilkan oleh lini bisnis asuransi kendaraan bermotor, kredit bank, properti dan kesehatan atau kecelakaan.

Fauzi memperkirakan di 2022, industri asuransi akan mengalami fase kenormalan baru atau new normal. Namun kedepannya banyak hal yang harus ditingkatkan seperti akselerasi it platform dan pengembangan kapasitas akturial untuk meningkatkan kualitas sdm. Selain itu, dibutuhkan juga pembenahan neraca industri asuransi melalui koreksi jumlah dan estimasi beban klaim serta menaikan provisi, walau menggerus modal, dibuatnya regulasi dan implementasi yang berkaitan dengan provisi beban klaim asuransi, dan diperketatnya modal minimum. "dengan penguatan industri asuransi, keseimbangan antara perbankan, pasar modal dan iknb bisa dicapai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.


Baca Juga

0  Komentar