Kuartal I-2021, KFC Indonesia Rugi Bersih Rp 61 M

Cnbcindonesia-market   Jumat, 2 Juli 2021

img

Kuartal i-2021, kfc indonesia rugi bersih rp 61 m jakarta, cnbc indonesia - emiten pengelola restoran waralaba yang memegang merek dagang kfc indonesia, pt fast food indonesia tbk (fast), mencatatkan kerugian bersih pada kuartal i-2021 sebesar rp 61,47 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencetak laba bersih rp 5,41 miliar. Penurunan laba bersih ini salah satunya diakibatkan oleh berkurangnya pendapatan perusahaan menjadi rp 1,08 triliun, turun 28,66% dari pendapatan kuartal i-2020 sebesar rp 1,52 triliun. Berdasarkan publikasi laporan keuangan, penjualan fast terdiri atas penjualan makanan dan minuman, komisi atas penjualan konsinyasi dan jasa layanan antar. Lini bisnis makanan dan minuman menyumbang porsi penjualan tertinggi sebesar rp 1,07 triliun atau turun dari sebelumnya rp 1,49 triliun.

Pendapatan dari komisi atas penjualan konsinyasi juga ikut turun menjadi rp 12,81 miliar dari semula rp 20,64 miliar, sedangkan penghasilan dari jasa layanan antar mengalami kenaikan menjadi rp 2,48 miliar dari semula rp 959 juta. Per 31 desember 2020, saham perusahaan dipegang pt gelael pratama 39,84%, pt indoritel makmur internasional tbk (dnet) dari grup salim sebesar 35,84%, dan investor publik 24,24%. Hingga akhir kuartal pertama (31 maret) 2021, perusahaan mempunyai 14.604 karyawan tetap, berkurang 631 karyawan dari akhir tahun lalu sebanyak 15.235 karyawan. Jika ditarik ke belakang perusahaan tren pemangkasan jumlah karyawan bukanlah merupakan hal baru, pada akhir september 2020 perusahaan mempunyai 16.075 karyawan tetap, berkurang 893 orang dibanding 31 desember 2019 sebanyak 16.968 karyawan tetap.

Dengan kata lain kurang dari satu setengah tahun perusahaan telah memangkas 2.364 karyawan. Pemangkasan jumlah karyawan salah satunya juga disebabkan karena jumlah gerai penjualan juga ikut dipangkas dari total 738 pada akhir desember 2020, kini tersisa 730 gerai restoran atau berkurang 8 gerai. Aset perusahaan mengalami penyusutan 6,18% dari posisi awal di akhir tahun lalu yang bernilai rp 3,72 triliun, kini menjadi rp 3,49 triliun. Aset tersebut terdiri dari aset sebesar rp 1,35 triliun, sedangkan rp 2,14 triliun sisanya berupa aset tidak lancar.

Liabilitas perusahaan mengalami penurunan 6,95% menjadi rp 2,31 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar rp 2,48 triliun. Liabilitas ini terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar rp 1,31 triliun dan rp 992,33 miliar sisanya berupa kewajiban jangka panjang. Alhasil ekuitas perusahaan tercatat turun 4,65% menjadi sebesar rp 1,19 triliun dari semula rp 1,24 triliun. Mengutip laporan keuangan, manajemen fast mengatakan melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan untuk menahan penyebaran covid-19 mengakibatkan gangguan operasional yang menyebabkan penurunan penjualan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

"akibatnya, perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan yang negatif untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 maret 2021 dan mengalami kerugian bersih sebagaimana diungkapkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain," tambah pihak manajemen, dikutip cnbc indonesia, jumat (2/7). Terakhir pihak manajemen juga memberikan catatan penting terkait ketidakpastian dan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi "tingginya tingkat ketidakpastian karena hasil yang tidak dapat diduga dari pandemi ini dapat mempersulit untuk memperkirakan dampak terhadap keuangan dari pandemi tersebut." "saat ini, tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang mungkin terjadi dari asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan termasuk dampak apa pun terhadap pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang." pada penutupan perdagangan sesi-ii, jumat (2/7) di pasar modal, saham fast stagnan di harga rp 1.000/saham dengan kapitalisasi pasar sebesar rp 3,99 triliun. Dalam seminggu saham ini telah turun 0,99% dan sejak awal tahun melemah 8,26%. .


Baca Juga

0  Komentar