Matahari Putra Prima Incar Dana Rights Issue hingga Rp 800 Miliar

Beritasatu-ekonomi   Kamis, 29 April 2021

img

Matahari putra prima incar dana rights issue hingga rp 800 miliar jakarta, beritasatu.com - emiten peritel pt matahari putra prima tbk ( mppa ) mengincar dana segar sebesar rp 500 miliar hingga rp 800 miliar melalui rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (hmetd) atau rights issue. Aksi korporasi ini tengah dalam proses pengajuan persetujuan efektif dari otoritas jasa keuangan (ojk) dan diharapkan dapat terlaksana tahun ini. “dana rights issue akan digunakan untuk memperkuat neraca perseroan dan modal kerja untuk mendukung strategi perseroan menjadi retailer yang memiliki omnichannel yang terdepan, memperkuat jaringan atau logistik, dan kemampuan analisa big data,” ujar sekretaris perusahaan matahari putra prima danny kojongian dalam public expose insidentil, kamis (29/4). Sementara, soal detail timeline dan struktur rights issue, perseroan kata danny tengah merumuskan hal tersebut dan akan segera disampaikan ke ojk.

Struktur permodalan yang lebih kuat dibutuhkan oleh perseroan dalam rangka untuk semakin mengembangkan bisnis ritel, baik offline maupun online. Adapun, emiten dengan kode saham mppa ini meyakini bisnis ritel modern akan semakin bertumbuh di masa depan seiring dengan daya beli masyarakat yang membaik setelah pandemi. Lebih lanjut, dengan adanya tiga nama investor baru yang membeli saham mppa sebanyak 11,9% saham atau setara 896.327.200 juta yang telah disampaikan pemegang saham pengendali pt multipolar tbk (mlpl) melalui keterbukaan informasinya, yakni pt panbridge investment ltd yang membeli 3,33% saham, pt pradipa darpa bangsa 4,76% dan threadmore capital ltd 3,81% diyakini akan membawa dampak positif ke kinerja keuangan perseroan sehingga bisa segera membukukan laba bersih. Adapun dana hasil pelepasan saham mppa tersebut akan digunakan untuk diinvestasikan kembali ke dalam mppa melalui rights issue, di mana multipolar akan berpartisipasi dengan membeli saham baru tersebut.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh manajemen mppa pada paparan publik bahwa sesuai dengan laporan susunan pemegang saham terakhir yang diperoleh oleh mppa, bahwa terdapat perubahan komposisi pemegang saham lanjutan dimana watiga trust ltd tidak lagi tercatat di dalam daftar pemegang saham di atas 5% perseroan dan telah beralih kepada threadmore capital ltd (3,81%) dan panbridge investment ltd (3,33%). Sementara itu, multipolar masih menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebesar 38,33% atau 2.885.615.243 saham, dari sebelumnya 50,23%. “dengan adanya investor baru, tentunya keragaman investor yang berada dalam mppa ini terutama investor skala cukup besar akan bertambah, memberikan warna lebih positif bagi perseroan,” ungkap danny. Terkait kinerja keuangan, direktur matahari putra prima herry senjaya pun meyakini, ketiga investor baru tersebut akan memacu kinerja sesuai dengan apa yang diharapkan perseroan.

“dengan adanya penambahan modal kita akan perkuat struktur permodalan, sehingga dari sisi penjualan juga akan meningkat. Karena kita memiliki kesediaan dana yang akan lebih baik lagi, sudah pasti kita akan lebih baik lagi dalam hal penjualan. Juga bisa melakukan penambahan gerai secara luas,” tambahnya. Apalagi, menjelang ramadhan, kinerja perseroan diakuinya tengah dalam tren yang mulai membaik.

Menyambut tren ritel yang membaik, perseroan tahun ini menganggarkan belanja modal ( capital expenditure /capex) sebesar rp 50 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pembukaan gerai-gerai baru dan juga renovasi gerai. “penjualan tahun ini dan di ramadhan lebih membaik, ini sign baik. Jadi, kita masih targetkan buka toko baru, estimasikan 5-6 toko,” sebutnya.

Selain itu, perseroan, dikatakan herry juga akan terus memperkuat pangsa penjualan online, salah satunya dengan menggandeng marketplace ternama. Sebelumnya, perseroan telah menggandeng berbagai platform online seperti shopee, tokopedia, blibli. Akhir tahun lalu, perseroan membukukan rugi bersih rp 405,31 miliar, berkurang dari rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar rp 552,68 miliar. Pendapatan usaha mencapai rp 6,75 triliun pada tahun lalu.

Secara lebih rinci, pos penjualan langsung menyumbang pendapatan sebesar rp 6,67 triliun, sementara penjualan konsinyasi sebesar rp 495,77 miliar. Adapun aset perusahaan naik 18,05% menjadi rp 4,51 triliun pada 2020, dari rp 3,82 triliun pada 31 desember 2019. Sementara, liabilitas mppa tercatat sebesar rp 4,33 triliun pada tahun lalu. Jumlah ini naik 31,48% dari liabilitas tahun sebelumnya yang sebesar rp 3,29 triliun.

Di samping itu, ekuitas emiten yang melantai di bursa sejak 1992 silam ini sebesar rp 184,70 miliar. Per akhir desember tahun lalu matahari putra prima mengoperasikan toko hypermart, foodmart primo, smart club, hyfresh dan boston health & beauty, serta fmx dengan jumlah 208 gerai di 73 kota indonesia dengan jaringan 3.400 pemasok. Lebih lanjut, perseroan berharap agar pihak bursa efek indonesia (bei) segera berharap membuka suspensi mengingat perseroan telah menggelar paparan publik terkait ini. Seperti diketahui, bei menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham mppa di pasar tunai dan reguler, jumat (23/4/2021).

Penghentian kembali dipicu atas lonjakan harga kedua saham tersebut dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data bei, harga saham mppa telah menguat 21,99% dari level rp 585 menjadi rp 860 dalam kurun waktu 13-22 april 2021. Mppa juga tercatat sebagai saham dengan kenaikan harga yang pesat sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan harga penutupan akhir tahun lalu berada di level rp 105 per saham. Sumber: beritasatu.com.


Baca Juga

0  Komentar