Doni Monardo Sebut 18,9 Juta Orang Masih Nekat Ingin Mudik

Tempo   Rabu, 5 Mei 2021

img

Doni monardo sebut 18,9 juta orang masih nekat ingin mudik satu hari menjelang larangan mudik ratusan calon penumpang kereta api memadati stasiun pasar senen, jakarta, rabu 5 mei 2021. Per 1 mei 2021, tercatat sudah ada lebih dari 6.000 calon penumpang yang akan diberangkatkan. Keberangkatan didominasi oleh penumpang ke arah jawa tengah dan jawa timur khususnya malang dan surabaya. Meskipun padat, pt kereta api indonesia tidak menambah jumlah kereta, serta membatasi kuota 70 persen setiap keberangkatan.

Tempo/subekti. Tempo.co , jakarta - kepala satuan tugas penanganan covid-19 doni monardo mengatakan sebanyak tujuh persen dari penduduk indonesia, atau diperkirakan 18,9 juta orang masih nekat ingin mudik ke kampung halaman, usai ditetapkannya larangan mudik. "tujuh persen dari 270 juta penduduk kita sangat besar, sekitar 18,9 juta orang. Tugas kita adalah mengurangi angka ini sekecil mungkin," ujar doni monardo dalam diskusi yang diselenggarakan forum merdeka barat 9 di jakarta, rabu, 5 mei 2021.

Doni meminta seluruh pihak, baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai dengan di tingkat desa dan kelurahan agar bekerja keras mengingatkan masyarakat untuk jangan mudik menjelang idul fitri. Ia mengajak seluruh pihak untuk bersabar dan menahan diri tidak mudik, karena jika dibiarkan maka sangat pasti terjadi penularan covid-19 oleh mereka yang datang dari luar di kampung halaman. Terlebih saat terjadi lonjakan kasus covid-19, doni mengatakan di tiap-tiap daerah belum tentu memiliki rumah sakit yang memadai untuk perawatan pasien terpapar dan belum tentu ada dokter yang merawat. "akibatnya mereka yang terpapar covid-19 bisa menjadi fatal, bisa mengakibatkan kematian, dan banyak daerah yang mengalami peristiwa seperti itu pada tahun lalu," ujarnya.

Doni meminta agar bagaimana caranya pemerintahan di tingkat teratas hingga terendah memberikan sosialisasi kepada masyarakat setiap saat setiap jam, setiap menit, dan setiap detik. "lebih baik hari ini kita lelah, dianggap cerewet, daripada korban ovid-19 berderet-deret, karena sudah tidak ada lagi pilihan lain," kata dia. Doni menyebut keputusan larangan mudik merupakan keputusan politik negara kepala negara presiden joko widodo, dan diharapkan tidak ada boleh satupun pejabat pemerintah yang berbeda narasinya. .


Baca Juga

0  Komentar