Mengapa Warga AS dan Komunitas Yahudi Makin Dukung Palestina

Republika - Indeks   Rabu, 26 Mei 2021

img

Mengapa warga as dan komunitas yahudi makin dukung palestina oleh : denny ja, kolumnis/akademisi/konsultan politik republika.co.id, --- kemerdekaan palestina hanya soal waktu. Pada waktunya, kemerdekaan palestina itu bahkan akan ikut didorong oleh pemerintah amerika serikat dan mayoritas populasi yahudi internasional. Itulah kesimpulan saya selepas membaca data mutakhir. Gallup poll secara berkala membuat survei pada populasi masyarakat amerika serikat.

Ikut ditanyakan, seberapa nyaman mereka dengan israel versus palestina dalam konflik israel- palestina. Walau masih lebih banyak yang pro israel, tapi dukungan (favorability) pada palestina terus menaik dari waktu ke waktu. (1) di tahun 2021, dukungan pada palestina (palestine authority favorably) meningkat di angka 30 persen. Sebelumnya hanya 23 persen di tahun 2020.

Dan hanya 21 persen di tahun 2019 dan 2018. Sebaliknya, dukungan pada israel (israel authority favorably) menurun 58 persen di tahun 2021. Sebelumnya 60 persen di tahun 2020. Dan 64 persen di tahun 2018.

Di sisi lain, semakin banyak terbentuk komunitas yahudi internasional. Mereka yang berdarah yahudi, beragama yahudi mendukung kemerdekaan palestina. Bahkan komunitas yahudi berkampanye memobilisasi dukungan mereka. Antara lain jewish for peace dan if not now movement di amerika serikat.

Sedangkan di united kingdom, terbentuk pula komunitas yahudi untuk palestina dengan nama na’amod movement. (2) menarik untuk memahami. Mengapa dukungan kepada palestina menaik bahkan di wilayah dan komunitas yang dulu menjadi musuh utama palestina. Tiga alasan penyebab pertama, semakin berpengaruhnya komunitas blacklives matters di amerika serikat.

Komunitas ini yang tempo hari menyatukan penduduk kulit hitam, dan simpatisan kulit putih. Mereka memprotes ketidak adilan, rasisme, kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dan politisi atas kulit hitam. Gerakan ini terbentuk sejak tahun 2013 di amerika serikat. Ini timbul sebagai solidaritas atas ditembaknya remaja kulit hitam, trayvon martin oleh polisi.

Martin baru berusia 17 tahun. Diyakini ia tak bersalah. Ia ditembak dikira kriminal. Itu semata karena ia kulit hitam.

Pengadilan memutuskan sang polisi bersalah. Gerakan black live matters semakin membesar ketika mereka membela kulit hitam george floyd, di tahun 2020. Video tentang george flyod meluas. Viral.


Baca Juga

0  Komentar