2020, Laba Bersih SMF Tumbuh 10,78%

Investor   Minggu, 28 Maret 2021

img

2020, laba bersih smf tumbuh 10,78% jakarta, investor.id - pt sarana multigriya finansial (persero) atau smf membukukan laba bersih ( unaudited ) mencapai rp 524 miliar atau tumbuh 10,78% secara tahunan ( year on year /yoy). Perseroan didorong perannya untuk terus mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional (pen) pada sektor perumahan. Kinerja laba bersih perseroan disokong pendapatan yang melesat 25,81% (yoy) menjadi rp 2,34 triliun. Sedangkan total beban, pajak dan cadangan kerugian penurunan nilai (ckpn) mencapai rp 1,82 triliun atau meningkat 30,74% (yoy).

Di samping itu, total aset smf meningkat 33,22% (yoy) menjadi rp 35,56 triliun di 2020. Sementara liabilitas mencapai rp 21,07 triliun atau tumbuh 21,47% (yoy). Sehingga ekuitas perseroan dibukukan sebesar rp 11,49 triliun atau naik 22,93% (yoy). Hingga 2020, total akumulasi aliran dana dari pasar modal ke pasar pembiayaan primer perumahan mencapai rp 69,13 triliun.

Dengan rp 56,19 triliun merupakan akumulasi penyaluran pinjaman, sebesar rp 12,79 triliun akumulasi transaksi sekuritisasi, serta rp 156 miliar akumulasi pembelian kpr. Smf mencatat akumulasi aliran dana kepada penyalur kpr dibanding modal disetor sebesar 9,49 kali. Direktur utama smf ananta wiyogo pun menyampaikan, distribusi penyaluran dana sampai dengan desember 2020 mencatat akumulasi 1,08 juta debitur, dengan komposisi 65% pinjaman, 12% kpr flpp, 22% sekuritisasi, dan 0,14% pembelian kpr. Dari jumlah itu, wilayah indonesia barat menguasai 82% distribusi dana perseroan.

Sedangkan wilayah indonesia tengah dan timur, masing-masing memiliki besaran distribusi 15,12% dan 0,68%. "tantangannya adalah pemerataan kepemilikan rumah agar tidak di wilayah (indonesia) barat saja, tapi di timur juga," kata ananta pada konferensi pers secara virtual, akhir pekan lalu. Dia juga memaparkan seluruh penyertaan modal negara (pmn) sebesar rp 2,25 triliun di tahun ini akan digunakan seluruhnya sebagai dana pendamping bagi perbankan menyalurkan pembiayaan kpr flpp. Dana itu akan dilebur dengan surat utang untuk bisa mendapatkan modal mencapai rp 6,37 triliun, atau mencakup 25% dari pendanaan kpr flpp dengan kuota 157.500 unit.

Adapun biaya dana ( cost of fund /cof) dari nilai itu disebut sebesar 4,45%. Selanjutnya, sisa dukungan dana 75% atau senilai rp 19,12 triliun akan datang dari pusat pengelolaan dana pembiayaan pemerintah (ppdpp). Cof pendanaan itu dicatatkan sebesar 0,50%. Dengan demikian, kata ananta, nasabah kpr flpp bisa mendapat tingkat bunga mencapai 5% fixed sampai dengan 20 tahun.

Menurut ananta, penggunaan dana pendamping kpr flpp dari smf dapat mengurangi risiko mismatch maturity funding terhadap potensi guncangan ekonomi dimana mendatang. Namun demikian, perseroan juga masih menemui sejumlah kendala. Misalnya belum semua bank penyalur kpr flpp memanfaatkan dana pendamping smf, sehingga masih terdapat risiko maturity mismatch. Tantangan lainnya adalah kpr belum menjadi prioritas utama oleh beberapa bank, khususnya bank pembangunan daerah (bpd).

Kemudian pandemi covid-19 menjadi tantangan tersendiri bahwa kunjungan fisik dan monitoring ke lokasi pembangunan rumah cukup terkendala. Peran dukung pen pembiayaan sekunder smf terhadap kpr flpp secara konsisten itu dinilai turut mendukung program pen, terutama bagi sektor perumahan. Selain itu, dukungan juga dihadirkan smf dari sisi supply sektor perumahan berupa penyaluran fasilitas pinjaman kepada pengembang ( developer ) dalam bentuk kredit konstruksi dan keterlibatan dalam kpbu perumahan. Selanjutnya adalah dukungan atas pengembangan pembiayaan kpr untuk masyarakat dengan pendapatan tidak tetap ( non fixed income ).

Termasuk pengembangan pembiayaan mikro perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah non formal untuk memperoleh rumah yang layak. Peran untuk mendukung program pen itu juga menjadi bagian dari perluasan mandat bagi smf dari kementerian keuangan (kemenkeu). Direktur kekayaan negara dipisahkan kemenkeu meirijal nur menyatakan, perluasan mandat smf dimaksudkan sebagai wujud keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kelas ekonomi lemah. Di antaranya mendukung peningkatan kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan yang berkesinambungan baik dari sisi supply dan demand , sehingga akses masyarakat untuk mendapatkan hunian yang layak dan terjangkau dapat semakin terbuka lebar "melalui perluasan mandat tersebut, smf dapat memberi dukungan pembiayaan yang tidak hanya terbatas pada kpr siap huni, tetapi juga pada kredit mikro perumahan dan kpr sewa beli agar mampu memfasilitasi lebih banyak masyarakat," ucap meirijal.


Baca Juga

0  Komentar