BUJT Diminta Tingkatkan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal di Jalan Tol

Investor   Jumat, 2 Juli 2021

img

Bujt diminta tingkatkan pemenuhan standar pelayanan minimal di jalan tol jakarta, investor.id – badan pengatur jalan tol (bpjt) kementerian pekerjaan umum dan perumahan (pupr) meminta badan usaha jalan tol (bujt) meningkatkan pemenuhan standar pelayanan minimal (spm) di jalan tol sekalipun di tengah keuangan yang sulit akibat pandemi covid-19. “kami tahu, saat ini kondisi keuangan bujt sedang sulit. Tetapi bagaimanapun, spm harus terus ditingkatkan, dan paling tidak dipertahankan dalam pelaksanaan layanan jalan tol,” kata anggota bpjt unsur akademisi eka pria anas baru-baru ini. Sebab, menurut eka, spm merupakan bagian terpenting setelah konstruksi dalam pengusahaan jalan tol.

Selain itu, spm juga merupakan jasa atau barang dagangan yang bujt tawarkan kepada konsumen. Karenanya, kesadaran terhadap pemenuhan spm harus ditingkatkan agar pelayanan atau jasa yang diberikan semakin meningkat. “kami ditegur karena masih banyak ditemukan beberapa spm yang belum dipenuhi. Misalnya, pas lagi diperiksa atau kebetulan menteri pupr dan direktur jenderal bina marga lagi lewat.

Tentu hal-hal tersebut kita usahakan untuk selalu diminimalkan, sehingga pelayanan dapat terpenuhi sepanjang waktu tanpa jeda,” kata eka. Untuk itu, eka yang dalam hal ini mewakili kepala bpjt, meminta bujt untuk selalu menjamin kualitas pelayanan terutama kondisi jalan, rest area , dan antrean atau kemacetan. Sebab, beberapa aspek itulah yang seringkali menjadi perhatian masyarakat selanjutnya, kejadian-kejadian lain di jalan tol yang juga perlu diperhatikan karena sering menjadi permasalahan atau dibicarakan konsumen adalah banjir, longsor, adanya motor dan pedagang yang masuk jalan tol, kecelakan, dan lain-lain. “jadi, sebetulnya tidak ada hal baru.

Kemudian kita juga tidak bisa lagi mengandalkan manusia, tetapi harus dibantu oleh teknologi. Nanti ada e-spm, peningkatan kapasitas dan kemampuan cctv serta sentra komunikasi yang belum optimal penggunaannya. Kemudian memanfaatkan artificial intelligence (ai) untuk mendeteksi lubang di jalan karena salah satu poin spm adalah tidak ada lubang,” tutur dia. Dengan begitu, bpjt tidak bosan-bosan mengingatkan kepada bujt untuk terus meningkatkan dan memperbaiki capaiannya supaya menjadi lebih baik.

Artinya, tidak lagi ditemukan kejadian-kejadian di jalan tol yang viral di media sosial. Sementara itu, kepala bidang operasi dan pemeliharaan bpjt ranto p rajagukguk mencatat dalam hal pemenuhan spm, bujt yang aktif melakukan tindak lanjut perbaikan sebesar 81%. Sedangkan yang pasif dalam arti belum melaporkan kegiatan tindak lanjut atau sudah ditindaklanjuti namun tidak melaporkan, sebesar 19%. Begitu juga dengan pemenuhan self-assessment , yang aktif hanya 5% dan yang tidak aktif 92%.

“jadi ada yang aktif melakukan pemenuhan self-assessment , ada yang tidak atau belum pernah melakukan assesment sama sekali, dan ada yang coba-coba melaporkan trial and error ,” ungkap ranto. Adapun hasil pemenuhan spm yang paling dominan terkait perkerasan jalan utama sebesar 66%. Angka ini yang bersentuhan langsung dengan pengguna jalan tol. Kemudian penerangan jalan umum (pju) dari seluruh jalan tol sebesar 86%, perkerasan jalan utama dari periode 2020 sampai 23 juni 2021 sekitar 12.425 temuan dan perbaikan yang sudah dikerjakan sekitar 8.263.

Sehingga, sebanyak 67% temuan dikerjakan dan 33% tidak ditindaklanjuti. “jadi, untuk perkerasan utama ada 43% atau 5.342 titik dan lainnya 1.147 titik,” terang ranto. Lebih jauh, dia menginformasikan bahwa sepanjang 2017 hingga 2021 terdapat penambahan jalan tol sebesar 94% yang merupakan tambahan dari 31 ruas tol. Sedangkan, penambahan panjang ruas tol operasi pada periode 2017-2021 sebesar 118% atau bertambah 1.301 km.


Baca Juga

0  Komentar