Dompet Digital Kian Ekspansif

Koran Tempo   Jumat, 30 April 2021

img

Dompet digital kian ekspansif jakarta – platform pembayaran nontunai dompet digital kian gencar mengembangkan ekosistem layanan jasa keuangan. Salah satunya dengan menggarap segmen pembiayaan, khususnya peer to peer (p2p) lending , melalui akuisisi ataupun pengembangan platform baru. Hal ini seperti yang dilakukan linkaja. Dompet digital yang dikembangkan oleh beberapa badan usaha milik negara (bumn) ini mengakuisisi pt igrow resources indonesia (igrow), perusahaan p2p lending di sektor pertanian.

“akuisisi ini bertujuan memperluas lini bisnis linkaja ke pembiayaan, terutama untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm),” kata direktur utama linkaja, haryati lawidjaja, kemarin. Linkaja mengakuisisi igrow setelah mendapat pendanaan seri b senilai us$ 100 juta dari grab, telkomsel, bri ventura investama, dan mandiri capital indonesia pada akhir tahun lalu. Haryati mengatakan layanan fintech igrow dapat memberikan kemudahan akses modal kepada masyarakat kelas menengah bawah serta umkm yang didukung oleh ekosistem linkaja. “kami berharap dapat memberikan pemerataan akses pembiayaan kepada pelaku umkm yang selama ini masih berfokus di pulau jawa dan kota metropolitan,” ucapnya.

Direktur pengembangan igrow, jim oklahoma, mengatakan akuisisi oleh linkaja bakal mendongkrak kinerja perusahaan menjadi salah satu pemain besar di sektor pembiayaan produktif. “apalagi linkaja merupakan perusahaan dengan fundamental bisnis yang kuat dan memiliki pemegang saham bumn serta perusahaan teknologi besar,” katanya. Menurut jim, igrow dapat memanfaatkan ekosistem milik linkaja, termasuk 68 juta pengguna terdaftar, 1 juta merchant lokal, 370 ribu merchant nasional, 230 moda transportasi, 680 pasar tradisional, 44 ribu mitra donasi digital, serta lebih dari 6.000 online marketplace. Ekspansi ke pembiayaan juga dilakukan oleh ovo.

Head of corporate communications ovo, harumi supit, mengatakan tengah mengembangkan berbagai layanan finansial demi mendorong perluasan ekosistem. “layanan tersebut mencakup asuransi, investasi, dan pinjaman,” ucap dia kepada tempo. Gerai belanja menggunakan sistem pembayaran berbasis qr code di jakarta, 2019. Tempo/tony hartawan untuk bermain di bisnis pembiayaan, ovo berkolaborasi dengan perusahaan jasa keuangan lain, salah satunya melalui metode channeling dengan pt bank rakyat indonesia.

“ini menjadi prioritas kami mengingat bahwa lebih dari 70 persen umkm atau sekitar 44 juta umkm tidak dapat mengakses pinjaman modal,” kata harumi. Managing director gopay, budi gandasoebrata, mengatakan inovasi layanan pinjaman telah lebih dulu digulirkan melalui fitur pembiayaan konsumtif, yaitu paylater, bekerja sama dengan perusahaan p2p lending findaya. “gopay paylater dapat digunakan untuk pembayaran semua layanan di dalam aplikasi gojek dan mitra berbagai e-commerce, seperti blibli, jd.id, zalora, dan merchant lainnya,” ujarnya. Sepanjang 2020, nilai transaksi gopay paylater paling banyak digunakan untuk pembelian makanan melalui gofood dan pembayaran berbagai macam tagihan di gobills.

“gopay paylater menjadi salah satu layanan yang paling digemari oleh pengguna. Terbukti dengan peningkatan transaksi sampai 3,3 kali lipat dan tingkat pembiayaan bermasalah di bawah industri,” kata dia. Associate center of innovation and digital economy institute for development of economics and finance (indef), bhima yudhistira adhinegara, menuturkan lini bisnis pembiayaan menjanjikan keuntungan lebih jika dibanding bisnis sistem pembayaran dompet digital. “kalau dompet digital mengandalkan pendapatan berbasis komisi, sedangkan bisnis pembiayaan potensi pendapatannya lebih besar, yaitu dari pendapatan bunga,” ujarnya.


Baca Juga

0  Komentar