Dukungan terhadap Nur Hadi Meluas

Koran Tempo   Minggu, 4 April 2021

img

Dukungan terhadap nur hadi meluas jakarta – dukungan kepada koresponden tempo, nur hadi , yang mengalami penyekapan dan kekerasan saat peliputan, meluas ke berbagai daerah. Kemarin, puluhan jurnalis di kota jambi, bersama anggota forum pers mahasiswa jambi, serta para seniman dari perkumpulan rumah menapo menggelar aksi solidaritas di tugu juang kota jambi. Mereka mengecam kekerasan dan penyekapan terhadap nur hadi dengan menggelar aksi teatrikal serta membentangkan berbagai poster dukungan terhadap nur hadi. "jurnalis bekerja dilindungi oleh undang-undang.

Tidak bisa diperlakukan semena-mena seperti itu. Ini biar publik tahu,” kata ketua aliansi jurnalis independen (aji) kota jambi, ahmad riki sufrian, kemarin. Riki menjelaskan, mereka tidak hanya menggelar aksi solidaritas, tapi juga mengedukasi masyarakat bahwa jurnalis rentan terhadap kekerasan dan pidana undang-undang informasi dan transaksi elektronik atas kerja-kerja yang dilakukan. Mereka memilih tugu juang jambi sebagai lokasi aksi karena letaknya yang strategis, yaitu berada di simpang jalan yang padat kendaraan.

Mereka berharap agar kekerasan yang dialami nur hadi merupakan kejadian terakhir bagi jurnalis. Riki juga menyoroti berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis di jambi yang hanya sampai pada tahap aduan. “umumnya tidak ada putusan yang final, baru sampai batas aduan. Mandek, tak ada kejelasan,” kata riki.

Nur hadi disekap dan dianiaya ketika berupaya meminta konfirmasi soal sejumlah tuduhan terhadap angin prayitno aji, sabtu dua pekan lalu. Mantan direktur pemeriksaan direktorat jenderal pajak kementerian keuangan itu telah ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait dengan urusan pajak tiga perusahaan. Saat itu nur hadi mendatangi gedung samudra bumimoro, surabaya, lokasi resepsi pernikahan antara anak angin prayitno dan anak komisaris besar achmad yani, mantan kepala biro perencanaan polda jawa timur. Namun nur hadi malah mengalami kekerasan fisik, verbal, penyekapan, dan ancaman pembunuhan.

Pelakunya diduga sejumlah polisi. Telepon seluler nur hadi juga ikut dirampas. Ia bahkan dianiaya oleh pihak yang diduga polisi dan ajudan angin. Nur hadi juga sempat dibawa ke hotel arcadia di jalan rajawali, krembangan, surabaya.

Di sana, ia kembali diinterogasi oleh dua orang yang mengaku sebagai anggota kepolisian dari polrestabes surabaya dan anak asuh achmad yani bernama purwanto dan firman. Aksi teatrikal menuntut pihak berwenang mengusut kasus kekerasan terhadap nurhadi di kawasan tugu adipura, kota tangerang, banten, 31 maret 2021. Antara/fauzan dukungan serupa dilakukan puluhan jurnalis di banjarmasin, kalimantan selatan, serta kota tangerang, banten. Puluhan wartawan yang tergabung dalam koalisi kemerdekaan pers di banjarmasin menggelar aksi solidaritas di bundaran hotel a, akhir pekan lalu.

Mereka menggelar pentas teatrikal, orasi, serta pembacaan puisi. Para jurnalis ini mendesak kepolisian agar mengusut tuntas pelaku kekerasan terhadap nur hadi. Juru bicara koalisi kemerdekaan pers, fariz fadhillah, mengatakan mereka berunjuk rasa karena kasus kekerasan terhadap jurnalis bisa terjadi di mana saja, termasuk di kalimantan selatan. “ada rasa kekhawatiran ini terjadi lagi di kalimantan selatan.

Bukan cuma kekerasan, tapi juga kriminalisasi,” kata fariz. Ia menyampaikan bahwa sejumlah kekerasan terhadap jurnalis di kalimantan selatan tidak terekspos karena korban takut untuk melapor. Para pelaku kekerasan adalah aparat dan masyarakat. Fariz mengingatkan agar pihak yang tidak puas atas karya jurnalistik menggunakan mekanisme pers yang tersedia, seperti mengadu ke dewan pers.

Ia mengimbau agar mereka tidak mengintimidasi dan melakukan represi kepada jurnalis. Di kota tangerang, sejumlah jurnalis berorasi dan membentangkan poster kecaman atas kekerasan yang dialami nur hadi. Koordinator aksi, muhammad iqbal, menyatakan jurnalis di tangerang prihatin dan mendesak kepolisian mengungkap dan menangkap pelaku kekerasan terhadap nur hadi. “kami meminta kapolri mengusut semua tindak kekerasan dan pembungkaman terhadap jurnalis di waktu-waktu sebelumnya,” katanya.


Baca Juga

0  Komentar