Gagal Bayar MTN Tridomain, Maybank Indonesia Buka Suara

Cnbcindonesia-market   Minggu, 16 Mei 2021

img

Gagal bayar mtn tridomain, maybank indonesia buka suara jakarta, cnbc indonesia - gagal bayar pokok surat utang jangka menengah atau medium term notes (mtn) ii tahun 2018 oleh pt tridomain performance materials tbk (tdpm) yang jatuh tempo 27 april 2021 lalu kini berbuntut panjang. Hal itu lantaran mtn ii tdpm senilai rp 410 miliar itu menjadi underlying asset (aset dasar) reksa dana terproteksi mandiri seri 147 (cpf147) yang dikelola oleh pt mandiri manajemen investasi (mmi), anak usaha pt bank mandiri (persero) tbk (bmri), dan dijual kepada publik. Pt bank maybank indonesia tbk (bnii), dalam kapasitasnya sebagai agen penjual reksa dana (aperd), pun buka suara terkait dengan gagal bayar mtn tersebut. Juru bicara maybank indonesia tommy hersyaputera menegaskan pihaknya telah meminta mandiri manajemen investasi selaku manajer investasi dan juga penerbit produk reksa dana terproteksi mandiri seri 147 untuk menindaklanjuti penyelesaian kewajiban pelunasan pokok dan kupon oleh tridomain performance materials atas mtn yang diterbitkannya dan yang menjadi aset dasar reksa dana terproteksi mandiri seri 147.

Maybank indonesia juga telah berkoordinasi dan meminta pihak otoritas jasa keuangan (ojk) untuk memfasilitasi penyelesaian jatuh tempo dan memberikan kepastian bagi investor dari reksa dana terproteksi mandiri seri 147. "maybank indonesia selaku agen penjual reksa dana senantiasa berpedoman pada prospektus reksa dana terproteksi mandiri seri 147 (cpf147) serta tunduk pada ketentuan yang berlaku," kata tommy hersyaputera, juru bicara maybank indonesia, dalam pernyataan resminya disampaikan kepada cnbc indonesia, minggu (16/5/2021). Sebelumnya, manajemen tridomain memerlukan setidaknya 3 tahun untuk menyelesaikan restrukturisasi pembayaran bunga maupun pokok mtn yang diterbitkan perseroan. Seperti diketahui, perseroan belum dapat melunasi pokok mtn ii tridomain performance materials tahun 2018 yang jatuh tempo pada 27 april 2021.

Selain mtn ii, ada dua mtn lagi yang akan jatuh tempo di tahun ini, yakni mtn i tridomain performance materials i tahun 2017 yang akan jatuh tempo 18 mei 2021 dengan pokok us$ 20 juta (setara rp 290 miliar, kurs rp 14.500/us$) dan mtn iii tridomain performance materials yang akan jatuh tempo 4 juli 2021 dengan pokok senilai rp 100 miliar. Manajemen perseroan, dalam paparan publik menyampaikan, perusahaan telah merencanakan skema restrukturisasi untuk pembayaran pokok dan kupon mtn tersebut. "perusahaan akan kembali pulih, estimasi 3 tahun mudah-mudahan bisa lebih cepat, kalau lebih lama agar tidak lebih dari 2 atau 3 tahun," kata manajemen tdpm yang diwakili oleh financial advisor , selasa (11/5/2021). Manajemen menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perseroan mengalami gagal bayar.

Pertama , perusahaan melakukan investasi jangka panjang sehingga pembiayaan ditempuh melalui penerbitan mtn. Tidak hanya itu, di masa pandemi covid-19, perseroan juga mengalami penurunan omzet. Kedua, pemunduran pembayaran. Ketiga , proses produksi dengan melakukan protokol kesehatan dirasa cukup sulit melakukan penyesuaian.

Selanjutnya, untuk mendapat fasilitas pendanaan di masa pandemi, tidak semudah pada kondisi normal. "tapi perusahaan masih beroperasi dan tidak melakukan phk dan perseroan tetap menjaga hubungan dengan kreditur keuangan, stakeholder, buyer dan supplier," katanya. Beberapa waktu lalu, pt pemeringkat efek indonesia (pefindo) menurunkan peringkat surat utang emiten produsen bahan baku aneka industri ini. Berdasarkan surat yang ditandatangani direktur utama pefindo, salyadi saputra dan direktur pefindo, hendro utomo berdasarkan review pemeringkatan yang dilakukan pefindo periode 26 april 2021 sampai dengan 1 juni 2021.

Pefindo menurunkan peringkat obligasi i tahun 2018 dan obligasi ii tahun 2019 tridomain performance materials, dari sebelumnya ida- menjadi idccc (triple c). Adapun, nilai emisi dari obligasi tersebut mencapai rp 500 miliar. Peringkat tersebut diberikan berdasarkan data informasi dari perusahaan serta laporan keuangan tidak diaudit per 30 september 2020 dan laporan keuangan audit per 31 desember 2019. "efek utang dengan peringkat idccc pada saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang," tulis pengumuman pefindo.


Baca Juga

0  Komentar