Indef: Penanganan Industri dan Kesehatan Penentu Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III

Investor   Minggu, 4 Juli 2021

img

Indef: penanganan industri dan kesehatan penentu pertumbuhan ekonomi kuartal iii jakarta, investor.id - institute for development of economics and finance (indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ii hanya akan mencapai 1%. Angka ini jauh di bawah target pemerintah yang sebesar 7%. Pemerintah perlu memperhatikan sektor produktif dan kesehatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal iii dan iv- 2021. “di kuartal iii sangat dipengaruhi kuartal ii, kalau kuartal ii terjaga dengan struktur ekonomi yang semakin baik di kuartal iii,” ucap kepala center of macroeconomics and finance indef, m rizal taufikurahman dalam diskusi virtual pada minggu (4/7).

Dia mengatakan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal iii pemerintah harus mengoptimalkan kebijakan industri dengan memanfaatkan sumber daya manusia (sdm). Kualitas sdm memadai akan menjadi nilai tambah bagi sektor manufaktur dan industri. “pengelolaan kebijakan industri dengan memanfaatkan sdm yang masih tumbuh produksinya itu mestinya didongkrak,” ujar rizal. Pada saat yang sama permasalahan di sektor kesehatan juga harus ditangani dengan baik.

Sebab krisis ekonomi yang terjadi adalah karena masalah kesehatan, saat sektor kesehatan pulih kepercayan publik mulai meningkat dan perekonomian juga bisa pulih. Rizal mengatakan sikap pemerintah sudah tepat untuk meningkatkan anggaran kesehatan dari dari rp 172,8 triliun menjadi 185,94 triliun. “kuartal iii (pertumbuhan ekonomi) akan semakin baik kalau penanggulangan kesehatan lebih efektif,” ucapnya. Sebelumya menteri keuangan sri mulyani indrawati mengatakan dengan kondisi lonjakan kasus mulai bulan juni maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal ii.

Sedangkan pada kuartal iii ini pemerintah memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) darurat tentu akan menekan pertumbuhan ekonomi. “karena terjadinya ppkm darurat yang itu relatif lebih ketat, hampir mirip dengan situasi februari maret;. Kemudian output -nya mengalami perlemahan dari yang tadinya kita proyeksikan 6,5%. Tergantung dari berapa lamanya ppkm darurat, tentu akan mengalami penurunan di bawah 6,5%,” ucap menkeu dia mengatakan pihaknya akan melihat dulu perkembangan dari ppkm darurat.


Baca Juga

0  Komentar