IPC Sesuaikan Tarif Tanjung Priok, Kadin Ajukan Keberatan

Ekonomi - Bisnis   Rabu, 14 April 2021

img

Ipc sesuaikan tarif tanjung priok, kadin ajukan keberatan bisnis.com , jakarta - kamar dagang dan industri indonesia (kadin) mengajukan keberatan atas kebijakan pt pelindo ii (persero) atau ipc menaikkan sejumlah pos tarif di pelabuhan tanjung priok , jakarta yang berlaku mulai kamis (8/4/2021). Wakil ketua umum kadin indonesia bidang logistik dan pengelolaan rantai pasokan rico rustombi menjelaskan pengenaan tarif baru untuk biaya penumpukan ( storage ) dan biaya pengangkatan kontainer ke truk ( lift-on ) dinilai tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk menekan biaya logistik. Selain itu, langkah tersebut dipandang kontraproduktif terhadap program pemulihan ekonomi nasional (pen) yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, pemerintah menargetkan biaya logistik nasional dapat diturunkan dari 23,5 persen menjadi 17 persen pada 2024 sebagaimana tercantum dalam perpres no.18/2020 yang sesuai dengan rpjmn 2020-2024.

Target tersebut juga selaras dengan inpres no.5/2020 tentang penataan ekosistem logistik nasional. "namun, dengan kenaikan sejumlah pos tarif hingga 39 persen dibandingkan tarif lama, ini akan berdampak langsung pada peningkatan biaya logistik," ujarnya melalui siaran pers dikutip, rabu (14/4/2021). Penaikan tarif di pelabuhan ini, sebutnya, akan berdampak luas ke berbagai sektor usaha yang terkait. Hal ini dikarenakan posisi pelabuhan sebagai lini penghubung kegiatan produksi dan perniagaan.

Perubahan skema tarif di pelabuhan, dengan demikian tidak hanya berdampak pada sektor logistik, tapi juga pada sektor industri, kegiatan ekspor-impor hingga konsumen. "kenaikan biaya tersebut dapat berdampak pada peningkatan biaya bahan baku industri, peningkatan harga jual barang jadi, dan penurunan daya saing industri nasional secara umum," imbuhnya. Selain itu, dia berpendapat momentum kenaikan tarif kali ini kurang tepat. Pasalnya, kondisi perekonomian masih negatif, walaupun sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

S ebagaimana disampaikan menteri keuangan sri mulyani beberapa waktu lalu, perekonomian indonesia di kuartal i/2021 diprediksi masih tetap negatif di kisaran 1 persen hingga 0,1 persen. Hal senada juga disampaikan direktur departemen kebijakan ekonomi dan moneter bank indonesia serta sejumlah pengamat ekonomi. Terlebih lagi, pemerintah masih aktif mendorong berbagai stimulus dan insentif fiskal dalam rangka merealisasikan program pen. Melalui rangkaian kebijakan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5–5,3 persen pada 2021.


Baca Juga

0  Komentar