Jaga Momen Pemulihan Ekonomi, OJK Maksimalkan Peran Keuangan Syariah

Detik Finance - Indeks   Senin, 3 Mei 2021

img

Jaga momen pemulihan ekonomi, ojk maksimalkan peran keuangan syariah otoritas jasa keuangan (ojk) terus mencermati indikator perbaikan data perekonomian global dan domestik. Hal ini dilakukan untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi yang didukung pelaksanaan vaksinasi sebagai game changer dan stimulus yang dikeluarkan ojk, pemerintah, dan bank indonesia. "peran keuangan syariah juga didorong dalam membantu pemulihan ekonomi nasional. Ojk secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap keberhasilan proses restrukturisasi yang dilakukan lembaga jasa keuangan termasuk memperhitungkan kecukupan langkah mitigasi dalam menjaga kestabilan sistem keuangan serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," ujar keterangan resmi ojk dalam situs resminya, dikutip senin (3/5/2021).

Asesmen sektor jasa keuangan soal stimulus yang dikeluarkan, ojk menjelaskan pemerintah (kemenkeu), dan bank indonesia, berbagai kebijakan telah dikeluarkan. Di antaranya adalah stimulus ppnbm untuk kendaraan bermotor, relaksasi atmr, dan loan to value (ltv) untuk kendaraan bermotor dan properti. Stimulus tersebut dinilai berhasil mendongkrak laju penjualan mobil pada maret menjadi 84,9 ribu atau tumbuh 73% mtm. Kenaikan juga terlihat pada pertumbuhan kpr serta premi asuransi kendaraan bermotor dan properti.

Ojk juga telah meminta industri perbankan untuk meningkatkan implementasi kebijakan stimulus lanjutan sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional. "ojk mencatat bahwa berdasarkan data maret 2021, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan masih sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional. Dana pihak ketiga (dpk) masih tumbuh di level tinggi sebesar 9,49% yoy," jelasnya. Menurutnya meski pertumbuhan kredit masih negatif, namun menunjukkan perbaikan secara bulanan (mtm).

Kredit pada maret 2021 tercatat tumbuh rp 77,3 triliun mtm yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Secara tahunan, pertumbuhan kredit di sektor transportasi, pertanian, dan konstruksi masih tumbuh positif. Penghimpunan dana di pasar modal dan nab reksa dana juga meningkat diiringi pertumbuhan jumlah investor domestik dan emiten baru. Pertumbuhan pembiayaan terjadi pada penyaluran pembiayaan melalui peer to peer lending.

Profil risiko lembaga jasa keuangan profil risiko lembaga jasa keuangan pada maret 2021 masih terjaga dengan rasio npl gross, tercatat sebesar 3,17% (npl net: 1,02%) dan rasio npf perusahaan pembiayaan maret 2021 turun menjadi 3,7% (februari 2021: 3,9%). "sementara itu, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/dpk per 21 april 2021 terpantau pada level 162,69% dan 35,17%, di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%," sambung keterangan resmi ojk. Permodalan lembaga jasa keuangan sampai saat ini tetap terjaga pada level yang memadai.

Capital adequacy ratio perbankan tercatat sebesar 24,18%. Risk-based capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 667% dan 348%, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120%. Begitu pula dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan yang sebesar 2,03x, jauh di bawah batas maksimum 10x. Realisasi program restrukturisasi kredit/pembiayaan per maret 2021, outstanding restrukturisasi kredit dan jumlah debitur restrukturisasi perbankan akibat pandemi menunjukkan tren menurun dibandingkan desember 2020.

Peran restrukturisasi menekan tingkat npl/npf dari bank/perusahaan pembiayaan sehingga stabilitas sektor jasa keuangan dapat terjaga dengan baik. "program restrukturisasi kredit perbankan hingga 30 maret 2021 telah mencapai nilai rp 808,75 triliun dari 5,55 juta debitur," jelasnya. Jumlah ini berasal dari restrukturisasi kredit untuk sektor umkm yang mencapai rp 310,5 triliun berasal dari 3,89 juta debitur. Untuk perusahaan pembiayaan, per 26 april 2021 realisasi permohonan restrukturisasi yang sudah disetujui sebanyak 5,09 juta kontrak dengan total nilai mencapai rp 198,27 triliun.

Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di indonesia untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional peran sektor jasa keuangan dinilai sangat krusial sebagai katalisator dan motor penggerak, termasuk peran dari sektor ekonomi dan keuangan syariah. Sektor ini dinilai terbukti memiliki resiliensi atau daya tahan yang baik di masa pandemi hingga periode recovery saat ini. "indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depannya," terangnya. Beberapa strategi dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di indonesia.

Antara lain mewujudkan bank syariah berskala besar dengan tujuan menjadi pengampu sektor keuangan syariah serta meningkatkan produk dan layanan keuangan syariah yang berdaya saing. Selanjutnya memperluas akses pemasaran industri halal dengan cara perluasan instrumen pembiayaan untuk industri halal dan perluasan pemasaran produk industri halal melalui platform digital (umkmmu). Terakhir, dengan membangun ekosistem ekonomi keuangan syariah yang terintegrasi dengan pemberdayaan umat, memperluas akses pembiayaan dalam satu ekosistem keuangan syariah terintegrasi, dan digitalisasi sektor jasa keuangan syariah. Lihat video: wapres sampaikan 4 fokus pemerintah optimalkan ekonomi syariah [gambas:video 20detik].


Baca Juga

0  Komentar