Kuantitas vs Kualitas Investor Indonesia

Cnbcindonesia-market   Rabu, 21 April 2021

img

Kuantitas vs kualitas investor indonesia jakarta, cnbc indonesia - bursa efek indonesia (bei) dan otoritas jasa keuangan (ojk) terus berupaya untuk mendorong masyarakat untuk masuk ke pasar modal, salah satunya melalui kampanye "yuk nabung saham" yang kala itu diresmikan oleh wakil presiden jusuf kalla (jk) pada november 2015. Program ini mengajak investor untuk berinvestasi saham secara rutin dan berkala melalui perusahaan efek dan manajer investasi di pasar modal. Lima tahun berselang, "nabung saham" tiba-tiba menjadi 'booming' di tengah kondisi yang tidak terduga yaitu kala pandemi covid-19 menggoyang perekonomian indonesia. Jumlah investor sepanjang 2020 naik sebesar 56% hingga mencapai 3,87 juta single investor identification (sid) sampai dengan 29 desember 2020.

Catatan tersebut berlanjut pada 2021, di mana investor lokal berhasil mencatatkan transaksi saham lebih besar dibandingkan investor asing. Apabila menilik data bei pada pertemuan dengan pimpinan media massa, 11 februari 2021, memang terlihat adanya kenaikan animo investor ritel berinvestasi di bursa sejak tahun lalu. Nilai rata-rata transaksi harian naik menjadi sebesar rp20,5 triliun per januari 2021. Data transaksi harian ini jika dilihat trennya dalam lima tahun terakhir memang melaju cukup kencang.

Selama periode 2016-2020, nilai transaksi harian bursa rata-rata berada di level rp7,5 triliun sampai dengan rp9,2 triliun. Dari komposisinya, data per januari, sebesar 69,5% investor ritel domestik memberikan andil terbesar dalam rata-rata transaksi harian, bertambah dari tahun sebelumnya sebesar 48,4% dengan rerata transaksi rp9,2 triliun. Sayangnya, dari pertambahan jumlah investor ini banyak yang belum siap menghadapi apa yang sesungguhnya terjadi pada perdagangan pasar modal. Kesiapan ini mulai dari segi keuangan, psikologi hingga strategi dalam menempatkan investasinya.

Bahkan, masih banyak investor berpengalaman yang selama ini mengaku menggunakan analisis fundamental ternyata tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar seperti berapa total penjualan, per, atau pbv saham yang dimilikinya. Ini sejalan dengan tingkat literasi industri pasar modal yang masih paling rendah dibandingkan industri keuangan lainnya. Usut punya usut, konten di sosial media menjadi salah satu faktor akan dinamika tersebut. Tak jarang, konten yang diunggah di sosial media adalah tentang bagaimana investor bisa mendapatkan profit yang signifikan dalam waktu yang singkat, belum diimbangi dengan pesan-pesan edukatif (misalnya terkait risiko yang dihadapi) yang sebenarnya jauh lebih dibutuhkan oleh investor pemula tersebut.

Indo premier sekuritas (ipot) sebagai sekuritas dengan jumlah nasabah terbanyak di indonesia sepertinya menyadari situasi ini dan berinisatif untuk meluncurkan kampanye #semuabisainvestasi yang fokus kepada pengembangan dan peningkatan kualitas investor lewat beberapa kelas edukasi yang diadakan secara rutin dan terukur. Peningkatan kualitas investor menjadi komitmen indo premier. Hal ini diwujudnyatakan dalam berbagai aktivitas sistematis, terencana dan berkelanjutan yang dirancang untuk memfasilitasi para investor dengan berbagai kecakapan yang dibutuhkan dalam investasi. Niscaya, kompetensi investor pun meningkat.

Investor semakin cerdas dalam aktivitas investasinya. Pada bulan maret 2021, tercatat ada lebih dari 600.000 investor ritel yang sudah terdaftar dengan jumlah transaksi sebesar lebih dari 20 triliun. Indo premier melakukan berbagai macam edukasi secara rutin bekerja sama dengan ojk, bursa efek indonesia, perusahaan pengelola investasi, perguruan tinggi, serta berbagai organisasi, komunitas, dan elemen masyarakat lainnya. Selama 2020, lebih dari 2.000 event digelar dengan kurang lebih 300.000 orang yang berpartisipasi meramaikan event tersebut.


Baca Juga

0  Komentar