Menurun, Posisi Utang PLN per April Rp448,6 Triliun

Medcom   Minggu, 30 Mei 2021

img

Menurun, posisi utang pln per april rp448,6 triliun jakarta: pt pln (persero) mencatat posisi utang kena bunga ( interest bearing debt ) pada akhir 2020 sebesar rp452,4 triliun. Jumlah ini diklaim turun dibandingkan posisi di akhir 2019. Bahkan hingga april 2021 kembali menurun menjadi rp448,6 triliun. Direktur keuangan dan manajemen risiko pln sinthya roesly menjelaskan, penurunan pada tahun lalu ditopang oleh pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo sekitar rp30 triliun seiring dengan telah diterimanya piutang kompensasi dari pemerintah untuk 2018 dan 2019 dengan total sebesar rp45,4 triliun, serta penerbitan global medium term notes ( gmtn ) sebesar usd1,5 miliar pada juni 2020, dengan tingkat bunga lebih rendah dan tenor lebih panjang dibandingkan pinjaman sebelumnya.

Penerbitan gmtn 2020 meraup sukses besar dengan tingkat bunga jauh lebih murah dan kompresi harga dari indikatif awal sekitar 0,7 persen dan memperoleh penawaran oversub dari para investor global. "ini merupakan rangkaian upaya liability management untuk menurunkan beban cash flow pinjaman dalam jangka panjang, serta upaya perbaikan cash flow terutama lima tahun ke depan, penurunan beban bunga pinjaman, dan untuk mengendalikan biaya pokok penyediaan listrik dan subsidi seiring dengan turunnya beban bunga pinjaman," tutur sinthya dalam keterangan resmi, minggu, 30 mei 2021. Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk menurunkan kewajiban pinjaman melalui pelunasan atas pinjaman-pinjaman dengan tingkat bunga tinggi, sehingga beban keuangan perseroan menjadi lebih efisien. Dengan pelunasan pinjaman di luar jadwal pembayaran sekitar rp30 triliun tersebut, juga akan memperbaiki batas maksimum pemberian kredit (bmpk) bagi pln.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, maka rasio leverage perseroan menjadi lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain itu, kemampuan arus kas operasi untuk memenuhi kewajiban pinjaman, baik pokok dan bunga pinjaman juga naik pada 2020. Pln melakukan perbaikan dan pembenahan internal dengan potensi efisiensi dengan strategi oportunistik yaitu perolehan pinjaman baru dengan tingkat biaya pinjaman yang jauh lebih murah dan tenor lebih panjang dengan memanfaatkan kondisi pasar lokal dan global secara berkelanjutan. “di masa pandemi dan krisis global saat ini, kami memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan berbagai efisiensi biaya, perbaikan proses bisnis, dibarengi upaya untuk melakukan berbagai langkah untuk mencari dana murah serta menurunkan cost of fund ,” tambah sinthya.

Di samping melakukan voluntary prepayment , sepanjang 2020 pln juga melakukan diversifikasi pinjaman untuk mendapatkan cost of fund yang paling optimal, serta melakukan pengelolaan risiko keuangan melalui aktifitas lindung nilai ( hedging ) sesuai panduan yang diterbitkan oleh bank indonesia. Di sisi pengelolaan keuangan, pada 2020, melalui program transformasi, pln juga membangun cash war room yang dikelola secara prudent dan dimonitor on daily basis, berfokus pada pengendalian likuiditas melalui berbagai inisiatif yang dijalankan di perusahaan. “ini merupakan salah satu komitmen tinggi bagi manajemen pln untuk melakukan transformasi agar pln lebih agile , adaptif, antisipatif, inovatif dan kolaboratif dalam rangka menjadikan pln sebagai perusahaan yang siap bertransformasi menjadi perusahaan yang menang dalam persaingan dan sustainable dalam bisnis dan finansialnya,” pungkas sinthya. (dev).


Baca Juga

0  Komentar