OJK: April, Sektor Jasa Keuangan Masih Terjaga

Investor   Senin, 31 Mei 2021

img

Ojk: april, sektor jasa keuangan masih terjaga jakarta, investor.id - otoritas jasa keuangan (ojk) menilai sektor jasa keuangan hingga data april 2021 masih solid dengan indikator permodalan dan likuiditas yang tersedia serta risiko kredit yang terjaga. Pemulihan ekonomi global terus berlanjut seiring pulihnya aktivitas perekonomian negara ekonomi utama dunia. Di domestik, indikator perekonomian seperti sektor rumah tangga dan korporasi mengindikasikan perbaikan. Mobilitas penduduk di kuartal kedua meningkat signifikan yang diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi.

Ojk terus menjaga sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional dengan senantiasa bersinergi bersama para pemangku kepentingan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan. Ketua dewan komisioner ojk wimboh santoso mengungkapkan, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah daerah dengan menerbitkan kebijakan yang membantu mempercepat pemulihan ekonomi serta mendorong potensi ekonomi alternatif baru sesuai dengan keunggulan masing-masing daerah. Pertumbuhan kredit hingga april masih terkontraksi sebesar 2,28% secara tahunan ( year on year /yoy). "namun, kredit konsumsi mulai tumbuh positif 0,31% (yoy) sejalan dengan meningkatnya proporsi pengeluaran konsumsi terutama didorong oleh kredit pemilikan rumah (kpr) sebagai hasil dari kebijakan stimulus pemerintah, ojk dan bi dalam penyaluran kpr," tutur wimboh, akhir pekan lalu.

Sementara itu, kredit sektor pariwisata juga tercatat tumbuh sebesar 5,99% ditopang kenaikan kredit pada restoran atau rumah makan meningkat 10,53% (month to month /mtm) dan kredit untuk angkatan laut domestik naik 1,24% (yoy). "secara year to date pertumbuhan kredit masih positif, terutama didorong oleh penyaluran kredit dari bank bumn dan bpd. Kredit umkm juga mulai menunjukkan perbaikan. Dari tren ini, pertumbuhan kredit kuartal i-2021 lebih baik dari 2020, sehingga masih terdapat ruang untuk pertumbuhan," papar wimboh.

Ruang pertumbuhan kredit juga didukung dengan suku bunga kredit yang terus turun. Hingga april suku bunga kredit modal kerja turun menjadi 9,08%, bunga kredit konsumsi menjadi 10,87% dan suku bunga kredit investasi di posisi 8,68%. Ojk menyatakan bahwa suku bunga bukan satu-satunya faktor penentu tumbuhnya kredit perbankan, karena pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh permintaan masyarakat. "permintaan atas kredit atau pembiayaan akan kembali tinggi apabila terjadi peningkatan mobilitas masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan.

Hal tersebut didukung upaya vaksinasi yang semakin meluas untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan masyarakat yang terjaga baik," jelas wimboh. Sementara itu, likuiditas industri perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/ non-core deposit dan alat likuid/dpk per 10 mei 2021 terpantau masing-masing pada level 149,92% dan 32,46%, di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Permodalan lembaga jasa keuangan juga masih pada level yang memadai.

Capital adequacy ratio (car) industri perbankan tercatat sebesar 24,26%, jauh di atas threshold. Penguatan ekonomi berlanjut ojk mencatat, pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut seiring mulai pulihnya aktivitas perekonomian di negara-negara ekonomi utama dunia seiring dengan laju vaksinasi dan penanganan pandemi. Dana pihak ketiga (dpk) kembali mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 10,94% (yoy). Sektor asuransi mencatatkan penghimpunan premi pada april 2021 sebesar rp 22,4 triliun, di mana asuransi jiwa rp 14,2 triliun dan asuransi umum serta reasuransi rp 8,2 triliun.

Fintech p2p lending pada april 2021 mencatatkan pertumbuhan baki debet pembiayaan cukup signifikan sebesar 49,9% (yoy) menjadi rp 20,61 triliun. Piutang perusahaan pembiayaan pada april 2021 masih terkontraksi sebesar 16,29% (yoy). Profil risiko lembaga jasa keuangan pada april 2021 masih relatif terjaga dengan rasio npl gross perbankan tercatat sebesar 3,22% dengan npl net 1,06%. Untuk npf perusahaan pembiayaan per april 2021 di posisi 3,9% dibandingkan bulan maret 2021 3,7%.

Rasio nilai tukar perbankan dapat dijaga pada level yang rendah terkonfirmasi dari rasio posisi devisa neto april 2021 sebesar 1,38%, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20%. Risk-based capital (rbc) industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing tercatat sebesar 639% dan 344%, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120%. Begitupun gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,02%, jauh di bawah batas maksimum 10%. "namun demikian, beberapa downside risks masih perlu diwaspadai seperti kenaikan laju infeksi harian akibat varian baru virus dan ketersediaan vaksin di negara berkembang serta tren kenaikan inflasi global yang bersumber dari kelangkaan bahan baku dan logistik (cost-push inflation).

Potensi kenaikan kasus covid-19 pasca libur panjang hari raya idul fitri juga tetap perlu diwaspadai," terang wimboh. Ojk senantiasa melakukan sinergi dengan pemerintah dalam memperluas akses pembiayaan kepada umkm melalui peningkatan ekosistem digitalisasinya. Ke depan, ojk secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap keberhasilan proses restrukturisasi yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan termasuk memperhitungkan kecukupan langkah mitigasi dalam menjaga kestabilan sistem keuangan. Editor : gora kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).


Baca Juga

0  Komentar