Pandemi Dorong Perubahan Perilaku Manusia Jadi Sehat

Investor   Selasa, 6 April 2021

img

Pandemi dorong perubahan perilaku manusia jadi sehat jakarta, investor.id – menteri kesehatan budi gunadi sadikin mengatakan dunia telah berkali-kali dilanda pandemi sehingga menelan korban jiwa yang cukup besar. Mulai dari black death , flu spanyol, hiv, kolera, hingga terakhir covid-19. Tetapi di balik seluruh pandemi yang terjadi tersebut mendorong perubahan perilaku manusia, terutama menjadi lebih sehat. Perubahan perilaku ini ditandai dengan adopsi berbagai protokol kesehatan sehingga menjadi budaya baru pascapandemi.

“setiap kali ada pandemi, seakan-akan kita diberi pesan harus ada perubahan perilaku. Salah satunya dalam dengan budaya pasca pandemi, seperti cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” ungkap menkes di sela webinar forum indonesia bangkit cimb niaga: sektor kesehatan menjadi kunci percepatan pemulihan ekonomi nasional, selasa (6/4). Namun, lanjut menkes, perubahan perilaku tersebut tidak bisa terjadi begitu saja. Diperlukan edukasi secara masif dan waktu berproses kepada masyarakat sehingga menjadi budaya pasca pandemi.

Dengan demikian, langkah ini bisa lambat laun bisa mengurangi pandemi ini menjadi endemi, hingga akhirnya bisa dikendalikan atau hilang. Sebagai contoh pandemi penyakit dengue atau demam berdarah yang pernah melanda dunia, termasuk indonesia. Pada 100 tahun lalu, penyakit ini langsung akan mematikan manusia. Namun, dengan adanya perubahan perilaku bersih dan sehat dalam promotif dan preventif, serta pengobatannya, penyakit pun ini bisa dikendalikan meski masih ada hingga sekarang.

“tidak hanya itu, perubahan perilaku tersebut bisa membangkitkan keyakinan masyarakat untuk kembali memulai kehidupan normal dan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan ekonomi. Sehingga roda perekonomian bisa kembali berjalan,” jelasnya. Menkes menambahkan pandemi ini juga tidak hanya perubahan perilaku saja. Tapi juga adanya reformasi pada sektor kesehatan di indonesia, yaitu fokus menciptakan manusia sehat bukan mengobati yang sakit.

Langkah menciptakan orang sehat berbeda dengan selama ini. Sebab, lebih pada langkah promotif dan preventif atau terjadi di hulu, bukan pada menyembuhkan orang sakit. Dengan perubahan fokus ini akan menjadi lebih murah bagi sektor kesehatan indonesia. Hal ini berbeda dengan fokus sebelumnya yang malah menelan biaya tinggi dan itu terlihat dari besarnya dana bpjs yang selama ini dihabiskan pada pengobatan.

“jadi strategi kesehatan ke depan adalah kita harus lebih banyak membuat strategi meluangkan waktu dan menganggarkan uang untuk menciptakan orang sehat, bukan menyembuhkan orang sakit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan testing atau screening dan mendidik orang agar tidak terkena penyakit,” tegasnya. Sementara itu, ceo pt siloam international hospitals tbk caroline riady mengatakan pandemi ini mengajarkan tiga hal yang bisa menjadi pembelajaran. Pertama, pandemi membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan publik terhadap ekonomi dan produktivitas masyarakat.

Hal ini karena sebelumnya banyak tidak menyangka bahwa kesehatan bisa sangat berdampak terhadap ekonomi seperti yang terjadi pada saat pandemi ini. “mungkin yang dipikirkan adalah dampak bencana alam, politik , krisis keuangan, dan krisis tenaga listrik mengganggu ekonomi. Tapi tidak berfikir karena bahwa krisis kesehatan akan berdampak pada krisis ekonomi,” jelasnya. Kedua, tambah caroline, pandemi membangun kesadaran semua pihak dalam menjaga kesehatan publik.

Misalnya saja, sebelum pandemi orang hanya berpikir bagaimana menjaga kesehatan individu. Tapi saat ini, hal itu tidak cukup dan akan menjadi percuma apabila hanya satu orang saja yang sehat sementara lingkungannya masih pandemi dan dalam kondisi lockdown. Dengan demikian, pandemi mengajarkan untuk menjaga kesehatan itu menjadi tanggung jawab bersama. Ibaratnya berada dalam satu perahu, sama-sama mengapung atau tenggelam.

Selanjutnya adalah pandemi ini mengingatkan akan masih adanya ancaman krisis kesehatan lainnya, seperti dbd, stunting , kematian ibu dan anak, kanker, jantung, hipertensi, dan lainnya. Hal ini sangat penting dalam rangka mengantisipasi adanya bonus demografi pada 2030-2040. Menurut caroline, lonjakan bonus demografi ini tidak akan mungkin kita nikmati apabila krisis kesehatan lainnya tidak teratasi. Kuncinya adalah dengan infrastruktur kesehatan di indonesia yang masih sangat tidak cukup, termasuk jumlah tempat tidur, perbandingan jumlah dokter, hingga tidak meratanya ketersediaan rumah sakit di daerah terpencil.

“untuk itulah sebabnya siloam hadir di daerah terpencil seperti di lubuk linggau dan bau-bau. Harapannya agar kesehatan publik bisa menjadi prioritas utama masyarakat sehingga bisa mencapai produktivitas yang optimal nantinya,” ujar caroline. Pada kesempatan yang sama, presiden direktur cimb niaga tigor m. Siahaan mengatakan, saat ini indonesia dan hampir semua negara sedang menghadapi situasi perekonomian menantang yang dimulai dari krisis kesehatan, sebagai akibat dari pandemi.

Oleh karenanya, pemulihan ekonomi perlu dimulai dari pemulihan pada sektor kesehatan masyarakat, diantaranya melalui program vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah. “kita bersyukur krisis keuangan tidak terjadi, sebab pemerintah dan regulator mengambil langkah yang cepat dan tepat untuk menanganinya. Meski demikian, pemulihan ekonomi tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak atau sektor saja, tetapi diperlukan kolaborasi lintas sektor. Forum indonesia bangkit diharapkan bisa menjadi wadah untuk memfasilitasi hal tersebut,” tutup tigor.


Baca Juga

0  Komentar