Perkuat Modal, OCBC NISP Absen Tebar Dividen

Investor   Rabu, 7 April 2021

img

Perkuat modal, ocbc nisp absen tebar dividen jakarta - pt bank ocbc nisp tbk dalam rapat umum pemegang saham tahunan (rupst) menetapkan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2020 yang sebesar rp 2,1 triliun. Seluruh laba bersih tersebut menjadi laba ditahan untuk memperkuat posisi permodalan perseroan. "penetapan penggunaan seluruh laba bersih tahun buku 2020 yakni sebesar rp 2,1 triliun untuk memperkuat posisi permodalan dan tidak dibagikan sebagai dividen dengan pertimbangan antara lain, untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan memungkinkan perseroan menangkap peluang bisnis, serta menjaga rasio permodalan sesuai ketentuan yang berlaku," ungkap presiden direktur bank ocbc nisp parwati surjaudaja dalam keterangannya, rabu (7.4). Dalam rupst ocbc nisp yang dilakukan pada selasa (6/4), terdapat tujuh agenda yang mendapat persetujuan.

Selain tidak membagikan dividen, perseroan juga melakukan pembelian kembali saham maksimum 436 ribu saham dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variabel sesuai dengan pojk serta perundang-undangan yang berlaku. Kemudian pengkinian rencana aksi (recovery plan) sesuai pojk. Rupst juga menyetujui perubahan pengurus perseroan, yakni pengangkatan helen wong sebagai komisaris menggantikan samuel nag tsien yang telah berakhir masa jabatannya, efektif setelah memperoleh persetujuan ojk sampai dengan penutupan rupst ocbc nisp tahun 2024. Serta pengangkatan kembali martin widjaja sebagai direktur untuk masa jabatan sejak ditutupnya rupst tahun ini sampai dengan penutupan rupst tahun 2024.

Rapat juga menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan. Selain itu, disepakati atas penunjukan akuntan publik dan kantor akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2021. Kinerja 2020 parwati mengatakan, perseroan mencatat kinerja berkelanjutan sepanjang tahun 2020 di tengah perlambatan ekonomi global dan nasional dengan laba operasional sebelum beban cadangan kerugian penurunan nilai (ckpn) naik sebesar 14% (yoy) menjadi rp 5,2 triliun. Dana pihak ketiga (dpk) yang dihimpun tumbuh 26% (yoy) menjadi rp 159,0 triliun, di mana dana murah atau casa berkontribusi sebesar 42%.

Total aset perseroan tumbuh sebesar 14,2% pada tahun 2020, lebih cepat dibanding pertumbuhan aset industri perbankan. Pendapatan operasional lainnya tercatat tumbuh sebesar 18% di tahun 2020. "kinerja berkelanjutan terjaga dengan menjalankan kegiatan usahanya secara prudent. Hal ini tercermin dari rasio npl (non performing loan) net yang tercatat sebesar 0,8% dan npl bruto sebesar 1,9%, berada di bawah npl industri perbankan," imbuh parwati.

Ocbc juga tetap menjalankan fungsi intermediasinya dengan menyalurkan kredit sebesar rp 114,9 triliun hingga akhir desember 2020 dengan loan to deposits ratio (ldr) tercatat sebesar 72,0% pada akhir tahun 2020 seiring dengan perlambatan ekonomi pada tahun 2020. Kemudian berhasil menjaga rasio kecukupan modal (car) di level 22,0%. Perseroan mampu menjaga rasio efisiensi dengan cost to income ratio (cir) sebesar 42,3%, sementara bopo sebesar 81,1%. Meski penuh dengan tantangan, parwati menyebut ocbc nisp berhasil melewati tahun 2020 dengan tetap membukukan kinerja yang positif.

Perlambatan ekonomi menjadi faktor penyebab lemahnya permintaan kredit. "walau demikian, bank ocbc nisp senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan nasabah baik individu maupun korporasi dengan memanfaatkan channel digital yang kapabilitasnya terus ditingkatkan," papar parwati. Perseroan memperkuat komitmen terhadap pembiayaan berkelanjutan dengan kembali menandatangani perjanjian kerjasama dengan international finance corporation (ifc), anggota world bank group, untuk program pembiayaan berkelanjutan (sustainable bonds program) yang terdiri dari green bond dan gender bond dengan jumlah rp 2,75 triliun (setara dengan us$ 200 juta). Dana yang diperoleh dari gender bond dimanfaatkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada pengusaha perempuan dan ukm milik perempuan.

Sementara, dana dari green bond digunakan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan berwawasan lingkungan. Di tahun 2020, penyaluran pembiayaan berkelanjutan diberikan untuk green manufacture khususnya untuk instalasi pengolahan air limbah/ipal dan peremajaan mesin pabrik, pembangkit listrik energi baru dan terbarukan, serta green building. Adapun jumlah penyaluran pembiayaan berkelanjutan ocbc mencapai rp 29,9 triliun pada tahun 2020. (nid) editor : frans (ftagawai@gmail.com).


Baca Juga

0  Komentar