Saham Saudi Aramco Dijual 1 Persen ke Investor Asing

CNN Indonesia - Energi   Jumat, 30 April 2021

img

Saham saudi aramco dijual 1 persen ke investor asing jakarta, cnn indonesia -- perusahaan minyak kerajaan arab saudi, saudi aramco, bakal menjual satu persen saham-nya kepada investor asing. Hal itu disampaikan langsung oleh pangeran mohammed bin salman. Saat ini, pihaknya dalam tahap diskusi dengan calon investor. "ada diskusi tentang akuisisi satu persen (saham saudi aramco) oleh salah satu perusahaan energi terkemuka dunia dan ini akan menjadi kesepakatan yang sangat penting untuk meningkatkan penjualan saudi aramco di negara itu," ujarnya dikutip dari afp, rabu (28/4).

#div-gpt-ad-1589441958861-0 iframe{ border: 0px; vertical-align: bottom; position: fixed !important; z-index: 1 !important; left: 0px; right: 0; margin: auto; } sayangnya, ia masih enggan menyebut identitas calon investor yang disebutnya merupakan negara besar. Namun, ada rumor menyebut bahwa investor tersebut berasal dari china. Ia juga menyatakan saudi aramco akan mengumumkan penawaran saham lainnya kepada investor internasional dalam waktu satu atau dua tahun ke depan. Hal ini menunjukkan arab saudi berusaha untuk memonetisasi aset energinya.

Saudi aramco sebelumnya menjual sebagian sahamnya melalui skema penawaran umum saham perdana (initial public offering/ipo) di bursa saudi pada desember 2019. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan meraup dana segar sebesar us$29,4 miliar. Lalu, pada april 2021, saudi aramco menyatakan telah mencapai kesepakatan penjualan saham dengan nilai us$12,4 miliar dalam bisnis pipa minyak yang baru dibentuk ke sebuah konsorsium yang dipimpin oleh eig global energy partners yang berbasis di as. Saudi aramco sedang menjajaki aliran pendapatan baru agar bisa membayar dividen yang besar ke pemerintah arab saudi sebagai pemegang saham terbesar perusahaan.

Pendapatan baru ini juga diharapkan membantu keuangan perusahaan yang tertekan karena membukukan penurunan laba berturut-turut sejak 2019 lalu. Perusahaan membukukan penurunan laba bersih sebesar 44,4 persen sepanjang 2020. Ini menambah tekanan pada keuangan pemerintah saat riyadh mengejar proyek multi miliar dolar untuk melakukan diversifikasi ekonomi. Utang saudi aramco pun meningkat karena arab saudi sebagai negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia tertekan akibat jatuhnya harga minyak dan pemotongan produksi di tengah pandemi covid-19.


Baca Juga

0  Komentar