Sederet Regulasi Pendukung Energi Masa Depan

Koran Tempo   Kamis, 29 April 2021

img

Sederet regulasi pendukung energi masa depan jakarta — kementerian energi dan sumber daya mineral menerbitkan sejumlah regulasi untuk mengoptimalkan potensi pembangkit tenaga listrik dari energi baru dan terbarukan ( ebt ). Pemerintah sedang mengejar target mengurangi emisi karbon dioksida hingga 29 persen pada 2030. Salah satu regulasi yang diterbitkan adalah aturan jaringan sistem tenaga listrik atau grid code. Direktur jenderal kementerian energi, rida mulyana, menuturkan regulasi ini salah satunya bertujuan untuk mendukung transisi energi ke arah yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Rida mengatakan salah satu poin utama regulasi ini adalah penambahan substansi pengaturan pembangkit ebt dalam sistem jaringan tenaga listrik dari tahap penyambungan hingga pengoperasian. "ini untuk memastikan bahwa keandalan sistem dapat dipertahankan dalam rangka memenuhi kebutuhan penyediaan tenaga listrik," tutur rida, kemarin. Selain di sektor kelistrikan, upaya mengurangi emisi karbon didukung dengan penerapan carbon capture, utilization, and storage (ccus) di sektor minyak dan gas bumi. Caranya dengan menggunakan teknologi enhanced oil and gas recovery.

"teknologi ini diperlukan untuk mengembangkan ladang migas yang mengandung co2 tinggi, meningkatkan produksi, dan mengurangi emisi," ujar direktur jenderal minyak dan gas bumi, tutuka ariadji. Tutuka menuturkan pemerintah juga sedang menyiapkan regulasi terkait dengan penetapan harga karbon aktif. Naskah rancangan aturan yang berbentuk peraturan presiden tersebut sedang dalam tahap finalisasi di sekretariat negara. Di dalamnya diatur tiga skema perdagangan karbon, yaitu cap and trade , result based payment , serta carbon offset.

Sementara itu, pelaku usaha berharap pemerintah juga mengatur tentang pajak karbon. Direktur pt medco power indonesia, eka satria, menyatakan kebijakan tersebut bisa mendorong percepatan optimalisasi energi terbarukan. Pasalnya, investasi di sektor tersebut masih mahal. Dukungan dari sektor keuangan juga dibutuhkan untuk mendorong investor masuk ke energi bersih.

Faktor penting lainnya, menurut eka, adalah kesadaran masyarakat. "beberapa negara meningkatkan transisi energi karena tekanan masyarakat," tuturnya. Pekerja melakukan pemasangan panel surya di pabrik coca-cola amatil indonesia, cibitung, bekasi, jawa barat, 2 desember 2020. Tempo/tony hartawan.

Di sektor keuangan, sejumlah perbankan menunjukkan dukungan untuk pengembangan energi terbarukan. Direktur pt bank central asia tbk, vera eve lim, menyatakan perusahaan telah menyalurkan pembiayaan energi baru dan terbarukan sebesar rp 1,7 triliun sepanjang 2020. "target pembiayaan untuk keuangan berkelanjutan pada 2021 sebesar 5,5 persen, termasuk di dalamnya energi terbarukan," katanya. Namun pembiayaan sektor energi terbarukan masih menghadapi tantangan.

Salah satunya karena kapasitas, modal, kapabilitas sponsor, serta kualitas dari studi kelayakan yang diajukan nasabah yang masih belum layak. Selain itu, bauran energi penghasil listrik masih didominasi oleh bahan bakar fosil, yang tarif listriknya dapat lebih rendah daripada pembangkit dengan energi terbarukan. Pt bank mandiri (persero) tbk juga mendukung pembiayaan proyek energi terbarukan. Sekretaris perusahaan bank mandiri, rudi as aturridha, menyatakan telah menyalurkan kredit sebesar rp 2,9 triliun ke sektor energi baru dan terbarukan hingga akhir tahun lalu.


Baca Juga

0  Komentar