Tiga 'Game Changer'

Investor   Rabu, 21 April 2021

img

Tiga 'game changer' pemulihan ekonomi sedang berlangsung di dalam negeri. Industri manufaktur mulai menggeliat. Dunia usaha kembali bergulir. Konsumsi masyarakat perlahan-lahan meningkat.

Jika ekonomi terus bergerak, pertumbuhan produk domestik bruto (pdb) tahun ini bakal kembali positif setelah tahun lalu terkontraksi 2,07% akibat pandemi covid-19. Sinyal-sinyal pemulihan ekonomi antara lain dipancarkan kinerja ekspor nasional. Ekspor kumulatif januari-maret 2021 mencapai us$ 48,90 miliar, meningkat 17,11% dibanding periode sama 2020. Ekspor nonmigas tembus us$ 46,25 miliar, naik 17,14%.

Khusus selama maret 2021, ekspor nonmigas mencapai us$ 17,45 miliar, naik 21,21% dari februari 2021 dan meningkat 30,07% dibanding maret 2020. Kinerja impor juga cukup mengesankan. Impor bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing naik 10,16% dan 11,47% pada januari-maret 2021 dibanding periode sama 2020. Impor barang konsumsi meningkat 14,62%.

Neraca perdagangan maret 2021 mencatatkan surplus us$ 1,57 miliar, berasal dari sektor nonmigas us$ 2,94 miliar, dikurangi defisit migas us$ 1,37 miliar. Membaiknya kinerja ekspor dan impor, terutama baku/penolong dan barang modal, telah menerbitkan harapan bahwa pemulihan ekonomi sedang benar-benar terjadi, bahkan bisa lebih cepat dari perkiraan. Peningkatan ekspor nonmigas yang signifikan menunjukkan ekonomi negara-negara tujuan ekspor mulai pulih. Kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal mengindikasikan industri manufaktur di dalam negeri sedang bangkit.

Jika berjalan secara simultan, pemulihan pasar ekspor dan perbaikan sektor riil di dalam negeri dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Data positif ini akan semakin relevan dengan data lainnya, seperti prompt manufacturing index bank indonesia (pmi-bi) yang mengindikasikan kinerja sektor industri manufaktur meningkat pada kuartal i-2021 dan berada dalam fase ekspansi pada kuartal ii-2021. Perbaikan kinerja ekspor-impor nasional juga akan mengonfirmasi survei kegiatan dunia usaha (skdu) bi yang menunjukkan kegiatan dunia usaha terus menguat. Penguatan dunia usaha di dalam negeri terjadi pada seluruh sektor, terutama sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Data positif lainnya muncul dari sektor perbankan. Bank-bank telah merespons penurunan bi 7-day reverse repo rate (bi7drr) dengan menurunkan suku bunga dasar kredit (sbdk) per februari 2021 sebesar 171 bps secara tahunan ( year on year /yoy). Penurunan sbdk menyiratkan harapan lainnya bahwa kredit perbankan bakal kembali mengucur, sehingga sektor riil lebih bergairah dan roda ekonomi berputar lebih kencang. Keran kredit perbankan masih mampat.

Pertumbuhan kredit per februari 2021 terkontraksi 2,15% (yoy), bahkan kredit korporasi minus 3,75%. Berkaca pada variabel-variabel positif tersebut, wajar jika bi dalam rapat dewan gubernur (rdg), selasa (20/4) kemarin, mempertahankan bi7drr di level 3,5% setelah enam kali menurunkannya dari posisi 5% sejak awal tahun lalu. Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, bi berjanji akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran. Membaiknya sejumlah indikator ekonomi domestik turut mereduksi kekhawatiran tentang kemungkinan terkontraksinya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini, melanjutkan kontraksi tahun silam.

Bi telah dua kali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021. Bank sentral semula memperkirakan ekonomi indonesia tahun ini tumbuh 4,8-5,8%, namun angka itu kemudian dipangkas menjadi 4,3-5,3%, dan diturunkan kembali menjadi 4,1-5,1%. Dana moneter internasional (imf) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia. Dalam laporan terbarunya, imf memperkirakan ekonomi indonesia tahun ini tumbuh 4,3%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 4,8%.

Di sisi lain, imf justru meningkatkan estimasi pertumbuhan ekonomi kawasan asia-pasifik pada 2021 dari 7,3% menjadi 7,6%. Lembaga keuangan multilateral itu juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,5% menjadi 6%. Seburuk atau sebagus apa pun proyeksi pertumbuhan ekonomi, pada akhirnya semua ditentukan oleh sejauh mana program-program pemulihan dilaksanakan oleh para regulator. Dalam konteks inilah pemerintah selaku pemegang kebijakan fiskal, bi selaku pemegang kebijakan moneter, dan otoritas jasa keuangan (ojk) selaku pemegang kebijakan sektor keuangan, dituntut untuk konsisten menjalankan program-programnya.

Kita tak akan bosan untuk mengatakan bahwa penentu ( game changer ) pemulihan ekonomi nasional tetap bermuara pada tiga hal, yakni penanganan kesehatan (vaksinasi, pencegahan, dan penanganan pandemi covid-19), distribusi stimulus ekonomi, serta transformasi ekonomi, yang salah satunya mencakup implementasi undang-undang (uu) cipta kerja. Proyeksi yang terlampau optimistis, atau yang kelewat pesimistis akan menjadi proyeksi-proyeksi kosong dan semu jika tiga game changer itu tidak dimaksimalkan. Pemerintah tahun ini menganggarkan dana program penanggulangan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (pc-pen) sebesar rp 699,43 triliun. Agar likuiditas tetap tersedia, bi sejak 2020 menambah likuiditas ( quantitative easing /qe) di perbankan sebesar rp 798,85 triliun.

Untuk membantu debitur terdampak pandemi, ojk telah memfasilitasi restrukturisasi kredit perbankan senilai rp 999,7 triliun milik 7,97 juta debitur per awal maret 2021. Kita tak akan pernah jemu untuk meminta pemerintah mempercepat vaksinasi, meningkatkan kualitas penyerapan anggaran pc-pen (tepat waktu dan tepat sasaran), serta melanjutkan transformasi ekonomi, terutama lewat implementasi uu cipta kerja, guna menarik sebanyak mungkin investasi, khususnya investasi asing langsung ( foreign direct investment /fdi). Asalkan ketiga game changer itu dijalankan dan dioptimalkan, kita percaya diri bisa menikmati pemulihan ekonomi yang lebih cepat tahun ini. Tentu hal sebaliknya bakal terjadi jika para regulator gagal mengoptimalkan game changer.


Baca Juga

0  Komentar