Unilever Tetap Bertumbuh, meski Tantangan Belum Berakhir

Investor   Selasa, 18 Mei 2021

img

Unilever tetap bertumbuh, meski tantangan belum berakhir jakarta, investor.id - pemulihan kinerja keuangan pt unilever indonesia tbk (unvr) tampaknya masih menghadapi tantangan dan pertumbuhan diperkirakan berjalan lambat. Kondisi itu dipicu oleh berlanjutnya pembatasan sosial dalam upaya meredam pandemi covid-19. Analis bri danareksa sekuritas natalia sutanto mengungkapkan, unilever indonesia masih menghadapi penurunan pendapatan dan laba bersih, meskipun margin kotor bisa dipertahankan dan efisiensi belanja operasional ( opex ) berlanjut. Penurunan tersebut masih dipengaruhi oleh berlanjutnya pandemi di dalam negeri.

“laba bersih senilai rp 1,7 triliun pada kuartal i-2021 di bawah ekspektasi kami dan konsensus analis. Perolehan tersebut setara dengan 22,4% dari proyeksi kami dan 22,9% dari konsensus analis. Angka tersebut juga di bawah pencapaian dalam 10 tahun terakhir,” tulis natalia dalam risetnya. Menurut dia, penurunan penjualan unilever juga seiring dengan berlanjutnya pembatasan sosial sepanjang kuartal i-2021.

Pembatasan tersebut tampaknya berimbas negatif terhadap pasar barang konsumsi. Meski demikian, natalia memilih untuk merevisi naik rekomendasi saham unvr dari hold menjadi buy dengan target harga dipertahankan rp 7.500. Revisi naik tersebut menggambarkan bawah performa saham unvr tergolong atraktif dibandingkan saham perusahaan barang konsumsi lainnya. Target harga tersebut juga menggambarkan besarnya rasio dividen perseroan dan ekspektasi kinerja keuangan lebih baik pada kuartal ii tahun ini, yang sejalan dengan proyeksi perbaikan perekonomian nasional.

Adapun laba bersih unilever indonesia diperkirakan meningkat tahun ini menjadi rp 7,58 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar rp 7,16 triliun. Pendapatan perseroan juga diharapkan bertumbuh dari rp 42,97 triliun menjadi rp 44,86 triliun. Sementara itu, analis mirae asset sekuritas indonesia mimi halimin mengungkapkan, realisasi kinerja keuangan unilever indonesia pada kuartal i-2021 menggambarkan bahwa perseroan masih menghadapi tantangan hingga kini. Pencapaian tersebut masih berada di bawah ekspektasi mirae dan konsensus analis.

Pemicu utama penurunan berasal dari divisi hpc dengan penurunan mencapai 12,6% pada kuartal i-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu. Pencapaian tersebut juga menunjukkan penurunan sekitar 4,8% dibandingkan kuartal iv-2020. Sedangkan tingkat keuntungan perseroan tidak ada perubahan yang berarti, margin kotor stabil sebesar 52,4%. “meski realisasi kinerja keuangan perseroan hingga kuartal i-2021 di bawah target, kami tetap mempertahankan target pertumbuhan kinerja keuangan perseroan tahun ini.

Pendapatan dan laba bersih perseroan tahun 2021 ditargetkan bertumbuh masing-masing menjadi rp 44,9 triliun dan rp 7,4 triliun,” tulis mimi dalam risetnya. Dengan harapan pertumbuhan kian terbuka dan semua sentimen negatif telah terefleksi pada saham perseroan, mirae memilih untuk mempertahankan rekomendasi beli saham unvr dengan target harga direvisi turun dari rp 8.300 menjadi rp 7.300. Target harga tersebut menggambarkan perkiraan pe tahun ini sekitar 37,3 kali. Hingga kuartal i-2021, unilever indonesia membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 7,8% menjadi rp 10,28 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya rp 11,15 triliun.

Penurunan tersebut memicu pelemahan laba perseroan dari rp 1,86 triliun menjadi rp 1,69 triliun. Pendapatan dan laba bersih tersebut juga menunjukkan penurunan dibandingkan kuartal iv-2020. Presiden direktur unilever indonesia ira noviarti menjelaskan, penurunan penjualan ini sejalan dengan rendahnya pertumbuhan pasar industri konsumsi akibat pembatasan aktivitas hingga kuartal-i 2021. Sebagaimana diketahui, pemerintah memberlakukan peng- etatan aktivitas setelah terjadi lonjakan kasus covid-19 pasca liburan tahun baru 2020.

“meski demikian, perseroan masih mencatatkan laba sebanyak rp 1,69 triliun dan margin laba sebelum pajak yang baik melalui optimalisasi dalam beberapa aspek, termasuk langkah-langkah penekanan biaya operasional,” jelasnya dalam keterangan resmi. Lebih lanjut, ira mengatakan, guna menanggapi penurunan daya beli tersebut, perseroan akan menempatkan perhatian pada aspek preferensi harga dan ukuran produk yang sesuai dengan kemampuan masyarakat. Di antaranya, meluncurkan produk sabun cair lifebouy kemasan berharga rp 5.000 dan kecap bango kemasan dengan harga rp 3.000. Editor : gora kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).


Baca Juga

0  Komentar