Peremajaan Alutsista TNI, Dibayangi Mafia Bisnis Hingga Persoalan Anggaran

Islam Today   Rabu, 28 April 2021

img

Peremajaan alutsista tni, dibayangi mafia bisnis hingga persoalan anggaran (islamtoday id) – di tengah duka karena tenggelamnya kapal selam kri nanggala-402, muncul isu mafia bisnis sistem pertahanan nasional yang makin memperburuk persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tni. Adalah pengamat militer connie rahakundini bakrie yang membeberkan adanya sosok yang berpengaruh dalam pengadaan sistem persenjataan prajurit. “ada (mafia bisnis dalam sistem pertahanan nasional), (sebut saja) mister m,” katanya dalam diskusi virtual yang digelar ahad (25/4/2021). Namun connie tak menerangkan lebih detail mengenai sosok yang dimaksud.

Meski demikian, ia membeberkan penemuan sengkarut alutsista tni. Salah satunya terkait proyek kendaraan taktis (rantis) maung yang digagas kementerian pertahanan (kemhan). “saya juga menemukan dan siapa yang mau buka. Menurut saya ini bagian dari korupsi.

Jangan salah loh, pertama dia beli hilux utuh, yang diambil hanya sasis, kemudian yang lain-lain dijual kembali. Padahal yang di- charge itu harga satu mobil itu. Kemudian saya pernah lihat 200 mobil (hilux) yang datang,” ucapnya seperti dikutip dari voi. Disamping itu, connie juga menyinggung mengenai kerja sama pembuatan jet tempur indonesia-korea selatan bertajuk korean fighter xperiment (kfx) dan indonesia fighter xperiment (ifx).

Kerja sama tersebut berpotensi menemui jalan buntu, sebab menteri pertahanan prabowo subianto memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut. “soal kfx-ifx dari awal program itu berjalan, saya menentang. Ayo mundur ke 2009, ada dokumen tidak bisa bohong. Saya menentang karena ini tidak masuk akal.

Bagaimana mungkin bangun sebuah kerja sama fighter jadinya 18 tahun lagi. Kita cuma punya hak 20 persen dari teknologi. Lalu, anehnya belum apa-apa sudah langsung belanja-belanja, lah sekarang kemungkinan itu tidak jadi, kita akan rugi lebih besar,” jelasnya. Namun, kata connie, kalaupun akan dilanjutkan potensi kerugian yang dialami indonesia akan jauh lebih besar.

Bahkan saat alutsista tersebut jadi, alat tempur ini akan jauh tertinggal. “tetapi kalaupun kita teruskan, saya kasih tahu saja, saat kita punya itu jadi, orang sudah nyampe generasi tujuh pesawat tempurnya. Jadi banyak hal diputuskan tidak masuk akal buat saya,” ucapnya. Karena itu, connie menantang untuk mengaudit proyek kfx-ifx tersebut untuk mengetahui siapa yang memutuskan proyek kfx-klx dijalankan.

Termasuk, mengaudit komite kebijakan industri pertahanan (kkip). “sekarang berani tidak mengedit kkip? tahu tidak siapa saja di situ? jadi menurut saya kalau kita betul-betul mau ngomongin pertahanan yang betul murni, memikirkan tentang kekuatan angkatan bersenjata, dan kepentingan nasional indonesia, serta menyiapkan roadmaps yang baik sesuai visi presiden di 2013 harusnya mudah. Tetapi sekali lagi, pemain-pemain enggak perlu itu (harus) out ,” tuturnya. Anggota komisi i dpr ri dari fraksi partai golkar, dave laksono berharap dugaan keberadaan mafia bisnis yang memperburuk persoalan alutsista tni bisa terkuak.

Namun, ia mengaku tidak mengetahui kebenaran dugaan mafia yang awalnya diungkap oleh pengamat militer, connie rahakundini bakri itu. “saya kurang begitu paham yang dituduh bu connie itu siapa. Bila benar ada mafia tersebut, bisa terkuak dan proses modernisasi kita bisa berjalan dengan baik,” kata dave seperti dikutip dari cnn indonesia , senin (26/4/2021). Ia menyatakan bahwa permasalahan alutsista tni terjadi karena berbagai macam faktor, yaitu mulai dari anggaran hingga komunikasi dalam proses pengajuannya.

Ketua dpp partai golkar itu pun berharap hal tersebut bisa diperbaiki di hari mendatang. “proses pengajuannya, sehingga barang yang dibeli sesuai kebutuhannya itu yang perlu diperbaiki komunikasi dari tingkat user sampai decision maker -nya,” ucap dave. Persoalan pengadaan alutsista walaupun global fire power (gfp) menyatakan kekuatan militer indonesia berada pada peringkat 16, namun alutsista indonesia banyak yang tidak memadai. Imparsial mencatat setidaknya ada empat persoalan dalam pengadaan alutsista tni.

Pertama , pembelian alutsista sering kali di bawah standar. Pemerintah kerap kali membeli alutsista dengan status bekas dan harus menggelontorkan kembali uang untuk perbaikan-perbaikan. Misalnya, ketika prabowo menyurati menhan austria klaudia tanner dalam upaya membeli 15 unit pesawat jet tempur eurofighter typhoon dalam rangka modernisasi alutsista. Pesawat tempur ini merupakan pesawat bekas yang dibuat oleh konsorsium beberapa negara eropa pada 1983.

Austria sendiri berencana untuk memensiunkan pesawat ini karena dianggap menghabiskan anggaran negara. Hal ini menunjukkan pemerintah cenderung menekankan pada unsur kuantitas daripada kualitas. Kedua , pembelian alutsista bekas sulit mendukung transfer teknologi. Ketiga , ada permasalahan pada pengadaan alutsista yang tidak dibarengi dengan kelengkapan peralatannya.

Misalnya pengadaan pesawat tempur tidak dibarengi dengan rudal dan alat lainnya yang mendukung. Hal ini tentu mempengaruhi kesiapan alutsista itu sendiri dan mentalitas prajurit di lapangan. Keempat , ada dugaan keterlibatan broker dalam pengadaan alutsista. Hal ini disebut beberapa kali terjadi di masa lalu.

Misalnya pada pembelian sukhoi masa kepemimpinan susilo bambang yudhoyono (sby) yang menggunakan jasa perantara, padahal kantor resminya ada di jakarta. Penggunaan jasa perantara membuat pengeluaran pemerintah membengkak karena harus memberikan komisi. Hal ini juga dipengaruhi koneksi politik kuat dengan pihak tertentu. Keempat permasalahan ini menjadi sumbangsih mandatnya peremajaan alutsista di tubuh tni.

Ini juga ditambah fakta bahwa pembagian anggaran untuk belanja alutsista terbilang sedikit, yakni tidak sampai 25 persen. Dalam menggunakan anggaran untuk pengadaan alutsista, ada pula ketimpangan di antara tiga matra tni. Tni ad dikatakan lebih banyak mendapatkan anggaran dibandingkan tni al dan tni au. Anggaran yang terbatas tentu juga mempengaruhi pengadaan serta kualitas alutsista.

Kapal tni al sudah tiga kali tenggelam, termasuk kapal selam kri nanggala-402. Pada akhir desember 2016, pesawat hercules c-130 mengalami kecelakaan yang menewaskan 13 orang. Tni au mengklaim bahwa kondisi pesawat masih layak terbang, namun pesawat hercules dibuat pada tahun 1980-an. Anggaran untuk pemeliharaaan anggota komisi i dpr syaifullah tamliha menuturkan saat ini hampir seluruh alutsista yang dimiliki indonesia merupakan pembelian atau hibah negara asing di masa lalu.

Dengan demikian, anggaran tni lebih banyak digunakan untuk pemeliharaan alutsista daripada untuk pembelian baru, khususnya alutsista angkatan laut dan angkatan udara. Politikus ppp itu berpendapat, pemerintah sebaiknya membeli alutsista yang baru sehingga beban anggaran tiap tahunnya tidak terkuras untuk pemeliharaan alutsista yang telah usang. “agar musibah yang menewaskan putra-putri terbaik bangsa tersebut jangan terus berulang, maka ada baiknya alutsista yang tidak jelas pemeliharaan tersebut diparkir saja menjadi museum,” ujar syaifullah seperti dikutip dari kompas.com , senin (26/4/2021). Lalu, sebenarnya seberapa besar anggaran kementerian pertahanan? kemudian berapa porsi anggaran untuk pengadaan alutsista oleh kementerian yang dipimpin prabowo subianto itu? anggaran 2021 berdasarkan buku iii himpunan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga (rka/kl) tahun anggaran 2021, pagu anggaran kemenhan tahun 2021 ini mencapai rp 136,995 triliun.

Jumlah tersebut meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 lalu yang mencapai rp 117,909 triliun. Anggaran kemenhan pun tercatat terus meningkat sepanjang tahun sejak tahun 2016 hingga tahun 2019. Kementerian keuangan (kemenkeu) melaporkan, untuk anggaran tahun 2020 yang sebesar rp 117,909 triliun, jumlah tersebut lebih rendah rp 383,75 miliar dari pagu anggaran awal karena terjadi realokasi untuk penanganan pandemi covid-19. Dari total jumlah anggaran tersebut, kemenhan mengalokasikan sebagian untuk alutsista.

Berdasarkan rincian anggaran belanja kementerian negara/lembaga per program pada tahun 2020, kemenhan mengalokasikan anggaran untuk program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif rp 1,01 triliun, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat rp 5,06 triliun, matra laut rp 2,77 triliun, dan matra udara rp 2,19 triliun. Sementara tahun 2021 ini, dengan total anggaran sebesar rp 136,995 triliun jumlah anggaran yang dialokasikan untuk alutsista mengalami peningkatan. Bila tahun lalu anggaran terkait alutsista hanya untuk modernisasi, tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran untuk dukungan pengadaan alutsista sebesar rp 9,305 triliun. Sementara itu untuk anggaran modernisasi dan harwat alutsista rinciannya sebagai berikut: 1.

Tni ad sebesar rp 2,651 triliun untuk pengadaan material dan alutsista strategis, dan untuk perawatan alutsista arhanud, overhaul pesawat terbang, dan heli angkut sebesar rp 1,236 triliun. 2. Tni al sebesar rp 3,751 triliun antara lain pengadaan kapal patroli cepat, dan peningkatan pesawat udara matra laut serta rp 4,281 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan alutsista dan komponen pendukung alutsista. 3.


Baca Juga

0  Komentar