Belajar dari Kerumunan di Tempat Wisata, Warga Harus Sadar Corona Masih Ada

Buzz Feed   Rabu, 19 Mei 2021

img

Belajar dari kerumunan di tempat wisata, warga harus sadar corona masih ada © disediakan oleh kumparan petugas memberikan imbauan kepada warga yang akan berwisata untuk kembali pulang di depan pintu masuk ancol taman impian, jakarta, sabtu (15/5/2021). Foto: aprillio akbar/antara foto siapa sangka dibukanya tempat wisata saat libur lebaran justru menimbulkan kerumunan karena jumlah warga yang datang membeludak. Sayangnya, ketaatan dalam menjalankan protokol kesehatan juga tak memuaskan. jubir satgas covid-19 prof wiku bahkan kecewa dengan ketaatan warga pakai masker di tempat wisata di jakarta hanya 60%. Kondisi kerumunan juta membuat pemprov dki jakarta saat itu langsung menutup 3 tempat wisata, yakni ancol, tmii, dan ragunan.

© disediakan oleh kumparan sejumlah wisatawan antre untuk memasuki tempat wisata ancol jakarta, jumat (14/5/2021). Foto: rivan awal lingga/antara foto kepala seksi pengawasan dan pengendalian (wasdal) disparekraf dki jakarta, iffan, mengingatkan peran masyarakat dalam disiplin menjalankan prokes juga sangat penting. Sekeras apa pun tempat wisata menegakkan aturan, bila tak didukung oleh kedisiplinan warga, hasilnya tak akan maksimal. “belajar dari pengalaman destinasi wisata yang buka pascalebaran bahwa ada pelajaran penting di sana, bahwa kesadaran masyarakat harus tetap utama, tak hanya petugasnya yang melakukan protokol kesehatan. Tetapi masyarakat harus sadar bahwa kepentingan kesehatan itu di atas segalanya,” tegas iffan saat dimintai keterangan, rabu (19/5).

© disediakan oleh kumparan suasana pengunjung di tmii, jakarta, sabtu (15/5). Foto: tmii iffan mengungkapkan meskipun pihaknya telah menetapkan pelbagai aturan, jika masyarakatnya saja tidak mau patuh, akan sulit untuk bisa terus mengawasi jalannya protokol kesehatan. “makanya kita melakukan pembatasan 30%, reservasi tempat wisatanya harus online, lalu harus ktp dki. Hal-hal itu yang kita lakukan untuk meminimalisir kerumunan. Tapi kalau masyarakatnya dan kita semua tak aware 3m ini, akan sulit bagi kita untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

© disediakan oleh kumparan petugas memeriksa identitas diri wisatawan sebelum memasuki kawasan taman margasatwa ragunan di jakarta, kamis (14/5/2021). Foto: antara foto/aprillio akbar menurut iffan, disparekraf telah melakukan berbagai cara untuk menyosialisasikan pentingnya protokol kesehatan di tengah bahaya pandemi ini. Salah satunya adalah dengan penutupan destinasi wisata. “proses penutupan yang kita lakukan, meskipun di masa liburan ini, memberi arti bahwa kita sangat aware sama pencegahan-pencegahan dan pelaksanaan protokol covid-19,” terangnya. “makanya kita melakukan itu agar masyarakat paham bahwa kami melakukan hal yang utama, yaitu destinasi wisata tetap aman, masyarakat bisa datang ke tempat wisata, tapi harus tetap mematuhi 3m,” lanjutnya. sebelumnya, jumlah pengunjung di beberapa lokasi wisata dki jakarta sangat membeludak, hingga berujung ke penutupan lokasi tersebut.

Tmii, ancol, dan taman margasatwa ragunan adalah contohnya. “makanya begitu kemarin terjadi keriuhan dan kerumunan, besoknya kita tutup. Artinya ada pelajaran yang harus masyarakat yang ambil di situ. Artinya keriuhan dan kerumunan itu harus tetap tak boleh dilakukan dan tak bisa ditoleransi,” pungkas dia. © disediakan oleh kumparan seperti diketahui, juru bicara satgas covid-19, prof wiku adisasmito, mengatakan bahwa kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker di lokasi wisata dki jakarta hanya sebesar 60%.


Baca Juga

0  Komentar