BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kembali Menguat

Cnbcindonesia-market   Selasa, 25 Mei 2021

img

Bi tahan suku bunga, harga sbn kembali menguat jakarta, cnbc indonesia - harga mayoritas obligasi pemerintah atau surat berharga negara (sbn) kembali ditutup menguat pada perdagangan selasa (24/5/2021), setelah bank indonesia (bi) kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada hari ini. Mayoritas sbn acuan kembali ramai dikoleksi oleh investor pada hari ini, ditandai dengan penurunan yield -nya. Hanya sbn bertenor panjang, yakni 30 tahun yang hari ini cenderung dilepas oleh investor dan mengalami kenaikan yield. Yield sbn berjatuh tempo 30 tahun dengan seri fr0089 naik sebesar 1,6 basis poin (bp) ke level 6,905%, dari sebelumnya di level 6,889%.

Sementara itu, yield sbn bertenor 10 tahun dengan kode fr0087 yang merupakan acuan obligasi negara kembali turun sebesar 1,1 bp ke posisi 6,441%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Dari dalam negeri, seperti yang sudah diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya, bank indonesia (bi) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya.

Satu hal yang menjadi pertimbangan para gubernur bi di markas mh thamrin adalah stabilitas nilai tukar rupiah. "rapat dewan gubernur (rdg) bank indonesia pada 24-25 mei 2021 memutuskan untuk mempertahankan bi 7 day reverse repo rate sebesar 3,5%, suku bunga deposit facility sebesar 2,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata perry warjiyo, gubernur bi, dalam jumpa pers usai rdg, selasa (25/5/2021). Sebagai stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi virus corona (coronavirus disease-2019/covid-19), gubernur perry dan koleganya tidak hanya menurunkan suku bunga acuan.

Giro wajib minimum (gwm) juga dipangkas agar perbankan memiliki likuiditas yang lebih untuk menyalurkan kredit. Sementara itu dari sisi makroprudensial, bi memberikan pelonggaran uang muka kredit pemilikan rumah (kpr) dan kredit kendaraan bermotor. Calon konsumen kini tidak perlu membayar uang muka, cukup membayar cicilan bulanan. Walaupun tetap dipertahankan, namun suku bunga acuan bi saat ini terbilang paling rendah semenjak indonesia merdeka.

Sejak awal tahun lalu, bi 7 day reverse repo rate sudah dipotong 200 basis poin (bps). Ketika suku bunga acuan berada di level rendah, maka yield obligasi pemerintah cenderung menarik, karena yield -nya terbilang lebih besar. Di saat investor ramai-ramai memburu obligasi pemerintah, maka harganya kemungkinan akan mengalami penguatan dan yield -nya menjadi menurun. Sementara itu dari amerika serikat (as), yield obligasi pemerintah (us treasury) kembali melanjutkan penurunannya pada selasa (25/5/2021) pagi waktu as.


Baca Juga

0  Komentar