Cek Fakta Corona India: Varian Virus Baru sampai Asap Kremasi

CNN Indonesia - Asia Pasifik   Rabu, 5 Mei 2021

img

Cek fakta corona india: varian virus baru sampai asap kremasi 1. Cek fakta corona india: varian virus baru sampai asap kremasi 2. Cek fakta corona india: varian virus baru sampai asap kremasi jakarta, cnn indonesia -- setiap hari india melaporkan jumlah kasus infeksi virus corona (covid-19) yang memecahkan rekor dunia. Lonjakan kasus itu terjadi karena berbagai faktor.

Jumlah kasus dan kematian yang sesungguhnya, bisa berkali-kali lebih tinggi dari yang dilaporkan secara resmi. Namun, informasi yang keliru menyebar di india, dan kadang dikonsumsi sebagai sebuah kebenaran. Berikut cek fakta yang dilakukan cnn terkait gelombang kedua covid-19 di india. #div-gpt-ad-1577361751308-0 iframe{ border: 0px; vertical-align: bottom; position: fixed !important; z-index: 1 !important; left: 0px; right: 0; margin: auto; } 1.

Tudingan varian baru di balik lonjakan infeksi pada 24 maret, kementerian kesehatan india menyatakan bahwa varian yang menjadi perhatian (voc) dan varian mutasi ganda baru virus corona (covid-19) ditemukan. Banyak kalangan menduga virus corona jenis mutasi b.1.617 menjadi lonjakan infeksi. Padahal, para ilmuwan masih meneliti varian baru itu. Sejauh ini tidak ada informasi yang cukup untuk menentukan apakah varian itu mendorong lonjakan kasus.

India membutuhkan pengawasan genom yang lebih besar. Para ahli percaya suatu negara perlu melakukan pengurutan genetik untuk 5-10 persen dari semua sampel uji covid untuk menilai berapa banyak variasi aktivitas yang terjadi. Berdasarkan keterangan dekan brown university school of public health, ashish jha, india mengurutkan kurang dari satu persen kasus infeksi corona. Beberapa epidemiolog india menyatakan ada hubungan antara penyebaran virus corona varian baru dan peningkatan kasus.

Namun, yang patut dicatat ada juga varian lain yang muncul dan menyebar di negara itu, misalnya virus corona varian inggris. Istilah "mutan ganda" mengacu pada varian virus yang memiliki dua mutasi protein lonjakan. Salah satu mutasi, yang disebut l452r, juga ditemukan pada varian lain yang memberikan beberapa tingkat ketahanan sistem imun. Mutasi kedua, yang disebut e484q, mungkin mirip dengan mutasi lain yang ditemukan pada varian afrika selatan.

Namun, bukan berarti varian mutasi itu lebih mudah menular atau lebih mematikan, cnn belum memiliki informasi tersebut. 2. Kremasi dan polusi udara pemerintah kota new delhi mengkremasi lebih dari 600 jenazah pasien covid-19 setiap hari. Prosesnya berjalan selama 24 jam.

Hal itu menyebabkan beberapa orang bertanya-tanya apakah asap akibat kremasi jasad pasien corona memicu polusi udara di india. Berdasarkan cek fakta, beberapa daerah di new delhi melaporkan tingkat polusi udara selama gelombang kedua infeksi corona. Jika dipikir, masuk akal jika proses kremasi memengaruhi kualitas udara. Penelitian sebelumnya menunjukkan kremasi di udara terbuka dan dengan menggunakan kayu ikut melepaskan gas karbon monoksida dan polutan lainnya dengan jumlah kecil.

Namun, menurut seorang aktivis lingkungan dan sosial yang berbasis di delhi, vimlendu jha, jumlah zat sisa akibat kremasi tidak cukup signifikan untuk memicu polusi. Dia menambahkan bahwa masyarakat terbiasa dengan tingkat (polusi udara) yang buruk. Meskipun kualitas udara saat ini buruk, hal itu tidak biasa menurut "standar india". [gambas:video cnn] polusi udara selalu menjadi masalah besar di india.

Faktor utama termasuk kabut asap dari pembakaran lahan, emisi gas buang kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan polusi dari lokasi konstruksi. Namun, kekhawatiran mengenai risiko kesehatan semakin meningkat selama pandemi. Para ahli memperingatkan polusi dapat membuat orang berisiko terkena infeksi covid-19 lebih tinggi dan meningkatkan beban terhadap kesehatan masyarakat. Cek fakta corona india: varian virus baru sampai asap kremasi baca halaman berikutnya halaman : 1 2 tulisan ini merupakan bagian dari kumpulan artikel dalam fokus: “badai gelombang dua covid-19 india”.


Baca Juga

0  Komentar