Herd Immunity? Pak Luhut, Semoga Kita Tak Mimpi!

Kompasiana   Senin, 5 Juli 2021

img

Herd immunity? pak luhut, semoga kita tak mimpi! seperti diberitakan cnbcindonesia 5 juli 2021 , menko maritim dan investasi (marves) luhut binsar panjaitan menargetkan mencapai herd immunity atau kekebalan komunal atas covid-19 bagi warga dki jakarta dan bali pada agustus 2021 lewat penggencaran program vaksinasi. Mendengar ini, tentu kita semua, terutama yang berada di jawa dan bali bisa mulai bernafas lega. Sinar dari ujung terowongan masa pandemi yang gelap seperti sudah terlihat di depan mata. Benarkah demikian? minimum ada tiga alasan agar kita sebaiknya berhati-hati dengan gagasan herd immunity yang cepat tercapai lewat vaksinasi.

Pertama, vaksinasi sudah terbukti tidak sepenuhnya menyetop penularan virus covid-19. Sudah bukan rahasia lagi bahwa teman-teman atau orang yang kita kenal sudah menerima dua dosis vaksin ternyata tetap dapat terinfeksi virus covid-19 dan bahwa terjadi penularan yang dilakukan oleh mereka yang sudah lengkap tervaksinasi. Konten terkait semoga tak ada varian "susu beruang jahe" selamat ulang tahun ke-60 pak jokowi, semoga tak tergoda 3 periode jawab pertanyaan herd immunity, kemenkes beri contoh penonton di piala eropa bukannya herd immunity, covid-19 di indonesia malah capai herd stupidity herd stupidity dan kesadaran dalam psikologi corona tiada akhir, bukannya herd immunity tapi herd stupidity! yang paling fenomenal adalah berita atau fakta yang dilansir oleh media-media luar negeri bahwa 300-an tenaga kesehatan di kudus, jawa tengah yang sempar terpapar covid-19 walau mereka telah tervaksinasi secara lengkap ( detik, 18 juni 2021 ). Di nature, 21-3-2021 , swheta bansal menyatakan bahwa ide herd immunity hanya relevan pada vaksin yang vaksinasi yang mampu menghentikan penularan.

Ahli biologi-matematika universitas georgetown itu menyatakan juga bahwa herd immunity pada vaksinasi dengan efektifitas yang tidak tinggi dalam penghentian penularan hanya akan dapat diperoleh saat persentase masyarakat yang tervaksinasi mencapai angka yang sangat tinggi. Laporan bbc, 12 juni 2021 , memperkirakan bahwa dalam situasi tanpa prokes dan tanpa vaksinasi, seseorang yang terinfeksi varian alpha akan menularkan virusnya pada 4 sampai 5 orang lainnya sementara varian delta 5 sampai 8 orang lainnya. Memakai rumus yang dipakai gannet (2005) , penulis dapat menghitung bahwa persentase masyarakat yang harus divaksinasi untuk menghambat penularan varian alpha adalah antara 75% sampai 80%, sementara untuk varian delta adalah antara 80% sampai 87,5%. Persentase yang didapat di atas mengasumsikan bahwa vaksinasi covid-19 efektif menghambat penularan.


Baca Juga

0  Komentar