Investor Kembali Memburu SBN, Harga Mayoritas SBN Menguat

Cnbcindonesia-market   Senin, 3 Mei 2021

img

Investor kembali memburu sbn, harga mayoritas sbn menguat jakarta, cnbc indonesia - harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara ( sbn ) mayoritas ditutup menguat pada perdagangan awal pekan senin (3/5/2021), karena investor kembali beralih ke instrumen safe haven seiring dari pelemahan pasar saham asia dan dalam negeri akibat kekhawatiran dari kondisi pandemi di beberapa negara asia yang kembali kritis. Secara mayoritas, sbn acuan ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan penurunan imbal hasilnya (yield). Namun, beberapa sbn tercatat mengalami kenaikan yield dan cenderung dilepas oleh investor pada hari ini. Adapun sbn yang mengalami kenaikan yield adalah sbn bertenor 3 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun.

Yield sbn bertenor 3 tahun dengan kode fr0039 naik 2,1 basis poin (bp) ke level 5,04%, sedangkan yield sbn berjatuh tempo 25 tahun dengan seri fr0067 naik tipis 0,1 bp ke 7,554%. Sementara, yield sbn bertenor 10 tahun dengan kode fr0087 yang merupakan acuan obligasi negara yang sebelumnya sempat menurun kini kembali naik sebesar 0,5 bp ke posisi 6,481%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Kenaikan yield sbn acuan bertenor 10 tahun cenderung mengikuti yield obligasi pemerintah as (us treasury) yang kembali naik pada sore hari ini waktu indonesia. Berdasarkan data dari website world government bond pukul 17:15 wib, yield treasury acuan bertenor 10 tahun naik 2 basis poin ke level 1,646% dari sebelumnya di level 1,626%. Pasar saham asia dan dalam negeri hari ini kembali ditutup melemah, sehingga investor kembali beralih ke pasar obligasi dan membuat harga obligasi pemerintah mayoritas menguat. Pelemahan pasar saham asia dan dalam negeri terjadi karena bursa saham utama, yakni jepang dan china tidak dibuka pada hari ini karena sedang libur nasional.

Selain itu, perkembangan pandemi corona (covid-19) di beberapa negara asia masih menjadi perhatian pelaku pasar, karena saat ini kondisinya semakin mengkhawatirkan. Di singapura, pemerintah setempat akan memperketat kegiatan sosial setelah otoritas kesehatan singapura melaporkan kenaikan kasus baru pada akhir pekan lalu. Tak hanya singapura, malaysia kini juga sedang menghadapi masa-masa sulitnya kembali, setelah kementerian kesehatan malaysia melaporkan unit perawatan intensif (icu) di rumah sakit pemerintah di sekitar wilayah lembah klang kehabisan tempat tidur. Worldometers mencatat, malaysia kini memiliki 415.012 kasus positif, dengan 1.533 kasus meninggal, dan 383.140 berhasil sembuh.

Sementara di india yang kini menjadi episentrum baru covid-19 mencatat lebih dari 400.000 kasus baru yang muncul pada akhir pekan lalu. Berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia (world health organization/who), jumlah pasien positif corona di negeri bollywood per 30 april 2021 adalah 18.762.976 orang. Bertambah 386.452 orang dari hari sebelumnya. Tambahan kasus harian itu adalah yang tertinggi sejak virus corona mewabah di india.

Tidak cuma itu, jumlah pasien bertambah 386.452 orang dalam sehari juga menjadi rekor dunia, belum pernah terjadi di tempat lain. Obligasi pemerintah merupakan aset pendapatan tetap yang dinilai sebagai aset safe haven. Ia diburu (sehingga yield menguat) ketika pelaku pasar merasa kondisi ekonomi sedang dalam bayang-bayang krisis. Oleh karenanya, jika tren pembatasan wilayah (lockdown) kembali terjadi, maka hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi, karena investor kembali bermain aman dengan memburu obligasi, termasuk obligasi pemerintah indonesia.


Baca Juga

0  Komentar