Pelajar SMP tawarkan layanan seks, 'terindikasi korban eksploitasi seksual' dan 'titik kritis' pendidikan seks anak - BBC News Indonesia

Headtopics   Selasa, 1 Juni 2021

img

Pelajar smp tawarkan layanan seks, 'terindikasi korban eksploitasi seksual' dan 'titik kritis' pendidikan seks anak - bbc news indonesia pelajar smp tasikmalaya yang viral karena tawarkan layanan seks dianggap sebagai 'korban orang dewasa'. Penanganan yang buruk atas kasus-kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak, dikhawatirkan menjerumuskan anak ke dunia prostitusi. Pelajar smp tasikmalaya yang viral karena tawarkan layanan seks dianggap sebagai 'korban orang dewasa' dan 'titik kritis' pendidikan seks terhadap anak. Video pelajar smp di tasikmalaya viral di masyarakat karena diduga menawarkan layanan seks.

Video berdurasi enam detik direkam pelajar tersebut tanpa busana bersama seorang pria.saat ini pelajar smp itu sudah berada di rumah aman kpaid tasikmalaya untuk menjalani proses pemulihan psikologis sejak ditangkap pekan lalu. Pendamping pelajar smp tasikmalaya ini, ato rinanto, yang juga anggota kpaid tasikmalaya, mengatakan remaja berusia 16 tahun saat ini dalam kondisi trauma."agak sulit makan, mungkin karena trauma, malu, dan takut karena videonya tersebar serta viral," kata ato kepada wartawan rommy roosyana yang melaporkan untuk bbc news indonesia, senin (31/05). Sumber gambar,keterangan gambar,perkosaan anak dalam keluarga di indonesia mencapai ratusan kasusketua kpaid kabupaten tasikmalaya ini menambahkan selama berada di rumah aman, pelajar ini akan mendapatkan hipnoterapi dari psikolog selama proses penyelidikannya berlanjut. Headtopics.com di sisi lain, berdasarkan keterangan ato, pelajar smp ini tak punya latar belakang persoalan dalam keluarga, juga ekonomi."secara ekonomi juga tidak begitu memprihatinkan, artinya cukuplah.

Karena ayahnya masih melakukan aktivitas kerja yang normal, untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya," katanya. Sejauh ini, persoalan utama remaja itu, menurut ato adalah pola asuh."kontrol yang kurang, kemudian orang tua tidak menyadari betul tentang bahaya gadget dan sebagainya," tambah ato.sumber gambar,afpketerangan gambar,"penurunan angka terjadi di semua jenis kekerasan karena akses terhadap layanan yang terbatas, korban juga mobilitasnya terbatas dan terperangkap di dalam rumah," demikian menurut komnas perempuan sejauh ini kepolisian tasikmalaya belum memberikan keterangan lebih jauh. Namun pada kesempatan sebelumnya kasat reskrim polres tasikmalaya, hario prasetyo seno kepada media mengatakan "sampai saat ini masih kita masih melakukan pemeriksaan." sementara, berdasarkan penelusuran kpaid tasikmalaya, pelajar smp ini sempat beberapa kali berganti pasangan, yang diduga dilakukan bersama orang dewasa.ketua komnas perempuan, andi yentriyani mengatakan, kepolisian perlu berhati-hati dalam memproses kasus ini dan diteliti indikasi eksploitasi seksual. Headtopics.com "sebetulnya kalau ini sudah dilakukan berulang, saya pikir aparat penegak hukum harus berhati-hati.

Mereka perlu memeriksa indikasi eksploitasi seksual yang terjadi di proses perdagangan itu, pada proses penggunaan jasanya," kata andi kepada bbc news indonesia, senin (31/05). 'korban situasi' dan 'titik kritis' pendidikan sekskpai menyebut seorang pelajar smp di tasikmalaya, jawa barat yang diduga menawarkan layanan seksual merupakan 'korban situasi' dan 'titik kritis' pendidikan seks terhadap anak. Anggota kpai pusat, ai maryati solihah menyebut pelajar smp di tasikmalaya ini sebagai korban atas "serangkaian situasi yang kemudian memposisikan anak sedemikian buruk"."anak ini masih luput dari informasi kespro (kesehatan reproduksi), dari informasi tentang ketahanan tubuh, tentang perlindungan tubuh yang sangat memperihatinkan," kata ai - panggilan ai maryati solihah kepada bbc news indonesia, senin (31/05). Kisah relawan penyintas kekerasan seksual di tengah pandemi, 'pelecehan itu kenanya di psikis, lukanya di batin'menurut ai, aktivitas anak ini tak mendapat pengawasan dari lingkungannya sendiri, yang bisa ia pastikan sebagai "korban pengasuhan".

Hal lainnya, kata ai, sekolah juga tak mampu memantau aktivitas siswanya selama pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi. Headtopics.com "karena anak ini begini, dalam situasi daring saja. Tahun sebelum ini, ia tak melakukan itu. Setelah situasinya daring, celah-celah untuk berada di dunia maya, melakukan kegiatan yang tidak terpantau orang lain," katanya..


Baca Juga

0  Komentar