Penularan Corona Naik Perlahan

Koran Tempo   Minggu, 2 Mei 2021

img

Penularan corona naik perlahan jakarta – presiden joko widodo mengingatkan agar masyarakat tidak terbuai oleh tren kesembuhan pasien coronavirus disease 2019 ( covid-19 ) dan kasus aktif yang berada di kisaran 100 ribu orang. Jokowi mengatakan masyarakat harus tetap berusaha menekan laju penularan wabah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "upaya menekan kasus aktif ini harus terus dilakukan dan sangat bergantung pada kedisiplinan kita dalam menjalankan protokol kesehatan," kata jokowi lewat keterangan video yang diunggah di kanal youtube sekretariat presiden, kemarin. Mantan gubernur dki jakarta ini mengatakan ancaman penularan wabah masih tinggi, sehingga semua pihak mesti tetap waspada.

Ia pun mengingatkan agar pemerintah daerah bersinergi dengan keputusan pemerintah pusat, misalnya dalam urusan larangan mudik hari raya idul fitri 1442 hijriah pada pertengahan bulan ini. "kita harus tetap benar-benar waspada, tetap tidak boleh lengah, tidak boleh menyepelekan covid-19," katanya. Sesuai dengan data satuan tugas penanganan covid-19, laju penularan wabah masih tinggi hingga kemarin. Rata-rata pertambahan orang yang terjangkit virus corona setiap hari masih berada di atas 5.000.

Hingga kemarin, total orang yang terjangkit covid-19 mencapai 1,6 juta. Sebagian besar dari mereka sudah dinyatakan sembuh. Tersisa 100.760 orang yang masih dirawat di rumah sakit dan tempat isolasi. Petugas gabungan polresta bandung, dishub, dan satpol pp, melakukan pemeriksaan kendaraan untuk mengendalikan penyebaran covid-19 di pintu keluar tol cileunyi, kabupaten bandung, jawa barat, 25 april 2021.

Tempo/prima mulia epidemiolog dari universitas indonesia, pandu riono, mengamati adanya kenaikan penularan wabah secara perlahan-lahan. Ia menduga akan terjadi lonjakan karena tingginya pergerakan masyarakat, salah satunya karena mudik. "saat ramadan, aktivitas makin meningkat, baik orang berbelanja maupun bepergian mudik," kata pandu. Pandu berpendapat bahwa lonjakan itu tak bisa dihindari sebagai akibat menurunnya tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Kondisi serupa tidak hanya terjadi di indonesia, tapi juga di berbagai negara, seperti inggris dan india. Berpendapat senada, epidemiolog dari universitas airlangga, windhu purnomo, mengatakan laju penularan memang tidak mengalami lonjakan drastis, tapi cenderung naik secara perlahan-lahan. Kasus penularan harian juga mengalami fluktuasi dalam satu bulan terakhir. "tapi itu bukan kasus penularan yang menurun, melainkan tracing -nya yang melemah," kata dia.

Menurut windhu, laju penularan virus yang stagnan justru menjadi ancaman akan adanya ledakan jumlah kasus. Lonjakan penularan wabah itu diprediksi terjadi lantaran pemerintah melonggarkan berbagai aktivitas masyarakat, seperti kegiatan ibadah, berbelanja di pasar atau mal, serta berwisata. Sedangkan pemerintah hanya mengeluarkan keputusan pelarangan mudik dalam tenggat tertentu. "ledakan kasus bisa dicegah dengan mencegah orang berkerumun, tapi dengan penjelasan komunikasi publik karena tanda-tanda bahaya itu ada," katanya.

Head of strategic unit center for indonesia's strategic development initiatives (cisdi), yurdhina meilissa, menguatkan pendapat pandu dan windhu tersebut. Ia mengingatkan agar pemerintah bersiap menghadapi gelombang peningkatan jumlah kasus covid-19 lantaran kegiatan pemeriksaan corona yang menurun. "tes, kasus, dan bed occupancy rate kita turun, lalu data kematian rata-rata mulai stagnan, tapi case fatality rate naik pelan tapi pasti," kata dia. Meilissa mengatakan ada kecenderungan case fatality rate atau tingkat kematian mengalami kenaikan.

Fakta ini menandakan bahwa banyak orang yang terjangkit virus yang tidak terdeteksi. Meilissa juga menyorot kebijakan larangan mudik dalam tenggat tertentu. Ia mengatakan keputusan ini tidak efektif mencegah mobilitas masyarakat karena tetap banyak pemudik yang lebih dulu pulang kampung sebelum larangan berlaku. "mobilisasi massa ini bisa memicu kenaikan jumlah kasus covid-19 yang signifikan," katanya.

Menurut meilissa, kementerian kesehatan sebenarnya telah mengingatkan adanya peningkatan jumlah kasus dalam beberapa hari terakhir. Peringatan itu tidak cukup, meski disertai dengan upaya pemeriksaan, pelacakan kontak fisik, dan perawatan. Ia mengatakan perlu upaya tambahan dari semua pihak, seperti tetap menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Meilissa juga menyarankan pemerintah membatasi aktivitas keluar-masuk dari daerah dengan tingkat penularan wabah yang tinggi, masuknya warga negara asing, serta mempercepat vaksinasi kepada kelompok rentan.

Juru bicara satuan tugas penanganan covid-19, wiku adisasmito, belum menjawab permintaan konfirmasi tempo soal potensi lonjakan jumlah kasus serta ihwal penurunan kapasitas tes covid-19 dan pelacakan kontak fisik. Rabu pekan lalu, wiku mengatakan laju penularan yang stagnan bukan karena upaya pengetesan, pelacakan, dan perawatan yang mengendur. Wiku berdalih, seharusnya tingkat keterisian ranjang rumah sakit atau bor akan penuh jika banyak kasus yang tidak terdeteksi. "kenyataannya turun semua dan rendah," kata dia.

Menurut wiku, banyak potensi masalah yang menjadi biang lonjakan jumlah kasus. Di antaranya pelanggaran pulang kampung dan kesiapan masyarakat tujuan pemudik dalam menghadapi gelombang massa. Sebelumnya, menteri kesehatan budi gunadi sadikin sempat mengingatkan masyarakat bahwa penularan covid-19 memang mengalami lonjakan setelah libur paskah, bulan lalu. Budi tidak ingin lonjakan penularan tersebut meledak seperti di india.

"ini tugas kita bersama agar jangan sampai mengulangi seperti di india," ujarnya. Budi mengingatkan bahwa india pun mengalami penurunan jumlah kasus sebelum terjadi ledakan besar penularan wabah. India mengalami penurunan jumlah kasus pada september 2020 atau lebih awal ketimbang indonesia. Lalu laju penularan wabah di india melonjak drastis pada april ini dengan jumlah kasus harian mencapai 300 ribu orang yang tertular virus..


Baca Juga

0  Komentar