RSPAD: Gejala Vaksin Nusantara Juga Muncul di Vaksin Lain

Cnn Indonesia   Senin, 19 April 2021

img

Rspad: gejala vaksin nusantara juga muncul di vaksin lain jakarta, cnn indonesia -- direktur pelayanan kesehatan rspad gatot soebroto, nyoto widyo astoro mengatakan, gejala-gejala yang muncul terkait vaksin nusantara tak hanya terjadi di penelitian vaksin itu. Kata dia, pada dasarnya semua vaksin memiliki gejala seperti demam hingga mual-mual. "vaksin-vaksin yang lain pun ada pegel-pegel badannya, kadang-kadang sakit di tempat suntikan, jadi lemas dan sebagainya, itu semua gejala tersebut barang kali juga muncul pada vaksin-vaksin yang lain," kata nyoto saat menggelar konferensi pers di mabes tni, cilangkap, jakarta timur, senin (19/4). Hal ini dijelaskan nyoto terkait temuan badan pengawasan obat dan makanan (bpom) yang menyatakan 71 persen relawan uji klinis vaksin nusantara mengalami kejadian tak diinginkan (ktd) seperti mual, demam, gatal, hingga nyeri otot.

#div-gpt-ad-1589439603493-0 iframe{ border: 0px; vertical-align: bottom; position: fixed !important; z-index: 1 !important; left: 0px; right: 0; margin: auto; } menurut nyoto, gejala yang muncul ini sebenarnya wajar lantaran secara ilmiah protein asing yang dimasukan ke tubuh seseorang tentu akan memunculkan gejala-gejala tertentu di tubuh. "untuk gejala-gejala berkaitan vaksin nusantara, tentu saja semua vaksin, karena dia protein asing, pasti kalau disuntikkan akan ada gejala. Kemudian dari suntikan sendiri akan berakibat, misalnya sakit dan lain-lain," kata nyoto. Meski demikian, nyoto mengatakan gejala itu wajar dan masih bisa diatasi secara medis.

Selain itu, setiap gejala yang muncul baik normal atau tidak dipastikan akan selalu dicatat dan dilaporkan. Begitu pun gejala yang muncul akibat sel denditrik untuk vaksinasi covid-19 ini. "dilaporkan ke pemangku jabatan, dalam hal ini bpom kalau dalam penelitian, karena ini penelitian terhadap manusia jadi akan dilaporkan kepada bpom," jelas dia. Ia memastikan bahwa setiap gejala yang dialami akibat vaksin nusantara selalu terbuka dan dilaporkan ke bpom.

Nantinya bpom yang akan menindaklanjuti. "jadi semua gejala-gejala tidak ada yang ditutupi atau tidak dilaporkan. Semua gejala akan dilaporkan dan nanti tentu saja yang akan menilai adalah bpom, apakah gejala ini bisa layak dan sebagainya dalam vaksin ya, tapi itu hal yang biasa," katanya. Bpom diketahui belum mengeluarkan persetujuan pelaksanaan uji klinik (ppuk) uji klinis fase ii vaksin nusantara.

Menurut bpom, vaksin tersebut belum memenuhi syarat cara pembuatan obat yang baik (cpob). Bpom juga menemukan bahwa komponen yang digunakan dalam penelitian vaksin nusantara tidak sesuai dengan pharmaceutical grade. Selain itu, kebanyakan komponen yang digunakan juga impor dan antigen yang digunakan bukan berasal dari virus corona di indonesia. Tak hanya itu, pada uji klinis fase 1 bpom juga mendapati adanya ketidaksesuaian pelaksanaan uji klinik dengan cara uji klinik yang baik (cukb) atau good clinical practice (gcp).

Bpom kemudian menyarankan agar penelitian vaksin yang digawangi terawan itu diulang dari tahap pra klinis hewan. Meski begitu, sejumlah anggota dpr menyatakan tidak setuju dengan keputusan bpom. Mereka lantas mendatangi rspad guna pengambilan sampel darah pada rabu (14/4) kemarin. (tst/pris) [gambas:video cnn] tulisan ini merupakan bagian dari kumpulan artikel dalam fokus: “kisruh vaksin nusantara”.


Baca Juga

0  Komentar