Sikap Investor Kembali Bervariasi, Harga SBN Ditutup Mixed

Cnbcindonesia-market   Kamis, 8 Juli 2021

img

Sikap investor kembali bervariasi, harga sbn ditutup mixed jakarta, cnbc indonesia - harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara ( sbn ) terpantau bervariasi pada perdagangan kamis (8/7/2021), di tengah masih terjadinya penurunan imbal hasil obligasi pemerintah amerika serikat (as) hingga ke level terendahnya sejak februari lalu. Sikap investor obligasi cenderung beragam pada hari ini, terlihat dari beragamnya pergerakan imbal hasil (yield) sbn acuan. Sbn bertenor 1 tahun, 15 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield dan pelemahan harganya. Sementara sisanya kembali diburu oleh investor, ditandai dengan penurunan yield dan penguatan harga.

Penurunan yield terbesar terjadi di sbn bertenor 3 tahun yang turun 3,5 basis poin (bp) ke level 4,417%. Sedangkan kenaikan yield tertinggi terjadi di sbn berjatuh tempo 1 tahun yang naik 5,6 bp ke level 3,353%. Sementara untuk yield sbn bertenor 10 tahun dengan kode fr0087 yang merupakan yield acuan pemerintah kembali turun 2,2 bp ke 6,531%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya.

Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Sikap investor di obligasi pemerintah cenderung beragam. Ada yang masih khawatir dengan perkembangan pandemi virus corona (covid-19) di indonesia, adapula yang mulai mengabaikan hal tersebut dan merespons negatif dari rilis indeks keyakinan konsumen (ikk) ri pada juni 2021. Hari ini bi melaporkan, ikk pada juni 2021 berada di 107,4.

Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 104,4. Ikk di bulan juni juga merupakan yang tertinggi sejak maret 2020. "kondisi ini perlu terus dijaga dan dicermati sejalan diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) darurat guna mengatasi kenaikan covid-19 di indonesia." "hal ini juga mempertimbangkan hasil sk yang mengindikasikan penguatan optimisme konsumen pada juni 2021 tersebut terutama didorong oleh persepsi konsumen yang membaik terhadap kondisi ekonomi saat ini, meski masih berada pada area pesimis ( namun, survei tersebut dilakukan sebelum pemerintah menetapkan ppkm mikro darurat sejak 3 juli lalu. Sehingga, masih belum diketahui apakah konsumen masih optimistis, atau sedikit menurun, atau bahkan berbalik menjadi pesimistis.

Masih dari dalam negeri, penambahan kasus virus corona (covid-19) di indonesia kembali mencatat rekor tertinggi. Pada rabu (7/7/2021) hingga pukul 12.00 wib kasus baru covid-19 bertambah 34.379 pasien dalam sehari. Bukan hanya dalam penambahan kasus baru, dalam penambahan kasus kematian karena virus ini indonesia pun memecahkan rekor dan menjadi yang tertinggi. Hari ini orang yang meninggal dunia mencapai 1.040 orang sehingga totalnya 62.908 orang.

Dki jakarta menyumbang kasus harian terbanyak, yaitu sebesar 9.366. Selanjutnya jawa barat 8.591 kasus, jawa tengah 3.823 kasus, daerah istimewa yogyakarta (diy) 1,370 kasus, dan jawa timur 2.584 kasus. Tak hanya menyumbang kasus positif terbanyak, kelima provinsi tersebut juga menyumbang tambahan kasus meninggal terbanyak. Sementara itu dari amerika serikat (as), yield obligasi pemerintah (treasury) terpantau menurun pada perdagangan kamis pagi waktu as, di tengah meningkatnya kekhawatiran investor tentang laju pemulihan ekonomi global.

Dilansir data dari cnbc international, yield treasury acuan bertenor 10 tahun turun 6,6 bp ke level 1,255% pada pukul 07:01 pagi waktu as, dari sebelumnya pada penutupan rabu (7/7/2021) kemarin di level 1,321%. Penyebaran varian baru covid-19 yang lebih menular telah membuat investor kembali khawatir tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan membuat mereka kembali beralih ke aset safe haven, termasuk treasury as. Hal ini terjadi setelah rilis notula rapat komite pasar terbuka federal (federal open market committee/fomc) dari bank sentral as (federal reserve/the fed), di mana pihaknya tidak akan buru-buru melakukan pengurangan pembelian obligasi atau tapering. Mayoritas komite sepakat perekonomian harus menunjukkan "kemajuan substansial lebih jauh" sebelum the fed mulai mengetatkan kebijakan moneter.


Baca Juga

0  Komentar