Viral dr Kevin Samuel Pasang Wajah 'Mesum' di Konten Cek Bukaan Kehamilan, Diberhentikan? 9 Fakta

Tribun News Makassar   Minggu, 18 April 2021

img

Viral dr kevin samuel pasang wajah 'mesum' di konten cek bukaan kehamilan, diberhentikan? 9 fakta tribun-timur.com - saat ini sosial media seperti tiktok , twitter, dan instagram ramai membahas tenaga kesehatan (nakes) yang dianggap melecehkan perempuan, khususnya wanita hamil. Dilansir kompas.com , pembahasan ini bermula dari beredarnya konten tiktok dari akun @dr.kepinsamuelmpg pada sabtu. Media sosial baiknya diisi dengan halbaik, apalagi jika anda adalah panutan. Namun, hal sebaliknya justru dilakukan oleh seorang dokter, dr kevin samuel marpaung, atau yang lebih dikenal dengan nama dr kevin samuel.

1. Isi video dalam video berdurasi 15 detik itu, kevin yang mengenakan jas putih dokter dan mengalungkan stetoskop di lehernya mendapat konsultasi dari bidan, " dok tolong cek pasien ny.a udh pembukaan berapa... ”. Lalu dokter tersebut menjawab “oke kak..” sambil mengernyitkan mata dan menggigit bibir bawah, mengacungkan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) menunjukkan persiapan melakukan pemeriksaan vaginal touche.

Vaginal touche adalah pemeriksaan dalam dengan metode memasukkan dua jari pemeriksa (telunjuk danjari tengah) ke dalam vagina ibu untuk memeriksa pembukaan serviks atau leher rahim, apakah telah siap untuk proses melahirkan atau belum. Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Dokter tersebut kemudian memutar mata ke atas dan menengadah dengan keterangan “awkwardmoment” sambil bergoyang-goyang dan menjawab “pembukaan 3 kak”. Yang menjadi masalah adalah wajahnya dibuat mesum, saat melakukan pemeriksaantersebut.

2. Diminta cabut sip koalisi masyarakat sipil anti kekerasan seksual (kompaks) adalah salah satu pihak yang mengecam konten tersebut karena reka adegan dilakukan dengan memberikan candaan bernuansa seksual yang merendahkan perempuan. Kompaks pun miminta mencabut sip dan keanggotaan idi dokter yang bersangkutan. "video ini melecehkan perempuan secara umum dan pasien perempuan yang membutuhkan layanan kesehatan secara khusus," kata kompaks dalam pernyataan resmi yang diterima kompas.com, sabtu (17/4/2021).


Baca Juga

0  Komentar